Psikopat yang Artistik! Begitulah julukan si Pembunuh Berantai ini. Cukup sadis memang karena korban sampai dibuang organ dalamnya, kemudian korban di mumifikasi dengan menggunakan garam sehingga menjadi patung garam.Â
Konflik si antagonis utama disini ternyata cukup kelam juga dengan ibunya dan saudaranya. Memang ya, orang yang psikopat pasti memiliki hal yang menjadi sebab dia menjadi psikopat. Entah karena lingkungan keluarga maupun lingkungan bermasyarakat. Yang menarik adalah filosofi garam dan kisah Nabi Luth lah yang menjadi dasar si Psikopat ini untuk membunuh.
Konflik yang disajikan dalam novel ini secara garis besar ada tiga, yaitu kasus patung garam, konflik Kiri dengan orang tuanya dan juga tersaji konflik naik turunnya hubungan Kiri dengan Kenes. Kalau dipikir-pikir sebenarnya ada persamaan antara si Kiri dengan si Psikopat Itu. Benar ungkapan yang mengatakan bahwa Harta yang paling berharga adalah Keluarga. Karena semua berawal dari sana. Banyak kepribadian yang lahir dari sana yang akan menentukan bagaimana seseorang hidup kedepannya.
Ratingnya 8/10 dari saya karena novel ini terasa agak kurang. Bukan berarti saya tidak menyukainya, hanya saja setelah selesai membaca rasanya tidak terlalu memberikan efek suspense yang berarti.Â
Mungkin karena sebelumnya saya sudah membaca novel thriller yang lebih kelam (Carmine, Katarsis dan Dua Dini Hari adalah contoh versi yang lebih berat yang saya baca) hingga Misteri Patung Garam terasa lebih ringan.Â
Selepas daripada itu, novel ini tetap direkomendasi untuk dibaca. Karena ada plot twist yang menarik di akhir cerita. Lalu ada tambahan epilog yang membuat kalian pasti bertanya -- tanya. Lagipula buku ini tidak terlalu tebal sehingga sekali duduk pun kita bisa menyelesaikannya. Selamat Membaca!