Mohon tunggu...
Al Faridzie
Al Faridzie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis puisi dan cerpen

Menulis untuk kebenaran dan berkarya untuk kebebasan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Subuh

19 Mei 2020   21:04 Diperbarui: 19 Mei 2020   20:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila hati tak sempat tinggalkan malam.
Sebuah bayang di secangkir kopi hitam.
Diujung kafir ia temui kegagalan.
Di pangkal keresahan ia ratapi penyesalan.
Bila pikir tak bersyair.
Usai sudah hidup penulis berakhir.
Bila keputus asaan ukir air mata mengalir.
Mungkinkah hidup akan menembus takdir atau malah jatuh dan terkilir.
Langkah terlanjur tinggalkan jejak.
Membekas dalam ingatan yang dikubur waktu dan menjadi masalalu.
Pantaskah ku berhenti beranjak.
Entah untuk menebus dosa, atau malah neraka yang menjelma nyata.
Ahhhh, entahlah.
Setidaknya sudah berusaha.
Begitulah kata orang yang dikata pasrah atau juga tengah putus asa.
TIADA BERBEDA.
Hingga bulan tinggalkan malam, dan mentari menjemput pagi.
Aku terbangun tak lagi bermimpi.
Aku harus berdiri, karena subuh enggan
menanti jam wekker berbunyi!

Al Faridzie

19 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun