Penggunaan peta digital dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam memberi informasi lalu lintas dan sebagai sistem navigasi kian marak. Akan tetapi, instruksi yang disampaikan oleh peta digital kerap tidak tepat dan bahkan menyesatkan.
Pedoman perjalanan yang disajikan peta digital tidak jarang berpotensi membawa malapetaka bagi penggunanya. Namun, beberapa insiden tersebut tidak membuat para pengguna smartphone meninggalkan aplikasi penyedia peta digital.
Berbagai perusahaan smartphone global terus melakukan pengembangan terhadap fitur yang mereka miliki. Hal ini dilakukan dalam upaya mempertahankan produk agar dapat bertahan di pasaran. Salah satunya pembaruan aplikasi penyedia peta lokasi.
Pada umumnya, peta digital mampu melakukan pemetaan terhadap suatu lokasi serta memberi petunjuk arah dari satu titik ke titik yang dituju oleh pengguna.
Apple dengan Apple Maps, Bing Maps milik Microsoft, serta yang paling populer saat ini yakni keberadaan Google Maps yang tidak lain adalah milik perusahaan Google.
Tidak mau kalah, perusahaan asal Tiongkok yaitu Huawei pun turut meramaikan pasar tersebut. Rencananya, Map Kit milik Huawei yang menawarkan fitur peta digital akan dirilis pada bulan Oktober mendatang.
Membuat Map Kit sebagai penyedia peta digital diklaim sebagai langkah preventif Huawei dalam mewaspadai konflik berkelanjutan antara otoritas Negeri Tirai Bambu dan Amerika Serikat dalam perang dagang.
Perusahaan Huawei diketahui telah masuk sebagai salah satu daftar hitam dalam perdagangan Amerika Serikat. Alhasil, Huawei tidak dapat melebarkan sayapnya di Negeri Paman Sam.
Karena khawatir tidak dapat menggunakan sistem operasi Android lagi, Huawei bahkan telah membuat sistem operasi sendiri yang bernama Harmony di awal Agustus kemarin.
Map Kit menjadi salah satu fitur yang sedang dikembangkan Huawei. Meski demikian, Map Kit kemungkinan besar belum dapat diakses oleh publik lantaran lebih diperuntungkan untuk para pengembang.
Para pengembang yang memiliki inovasi dan ide kreatif, diharapkan mampu memaksimalkan kehadiran Map Kit yang berkaitan dengan aplikasi yang mereka miliki.
Tujuannya adalah untuk membantu para pengembang dalam mengoperasikan aplikasi milik mereka yang memerlukan bantuan peta digital dari pihak Huawei.
Dalam mengembangkan peta digital, Huawei bekerja sama dengan perusahaan Yandex asal Rusia beserta perusahaan Booking Holdings asal Amerika Serikat yang menyediakan situs khusus perjalanan.
Map Kit diprediksi akan mampu menjangkau sejumlah 150 negara global dan tersedia sebanyak 40 jenis bahasa. Kondisi lalu lintas, sistem navigasi, serta dukungan teknologi augmented reality merupakan fitur layanan yang dapat diperoleh.
Meski demikian, para pengguna peta digital lebih dianjurkan agar tidak mempercayai aplikasi ini sepenuhnya apabila berkaca pada insiden yang menimpa beberapa orang.
Tidak ada salahnya jika bertanya kepada warga setempat atau pihak kepolisian yang ditemui dalam perjalanan apabila mengalami kendala. Era digitalisasi tidak serta merta dapat mengesampingkan bantuan orang lain sebagai wujud makhluk sosial.
Bogor, 18 Agustus 2019