Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

HIV-AIDS, Tantangan Hidup Sehari-Hari di Pegunungan Tengah Papua

22 Agustus 2022   06:23 Diperbarui: 23 Agustus 2022   03:57 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: KabarPapua.com)

Seks bebas ini membuat banyak remaja putri hamil di luar nikah. Ini persoalan baru lagi, karena mereka harus melahirkan anak tanpa pertanggungjawaban. Atau kerap kali orangtua minta digugurkan.

"Cukup banyak pelajar yang menderita penyakit infeksi menular seksual karena seks bebas. Ini pintu gerbang menuju penularan HIV," kata dokter Anti.

 ***

HIV-AIDS di Papua pertama kali ditemukan di Merauke pada Oktober 1992 dari seorang nelayan Thailand. Nelayan ini sebelumnya sering keluar-masuk lokalisasi Belt Besi dan Yobar, dan tempat hiburan lain di daerah itu. Nelayan Thailand ini berada di Merauke  karena kehabisan air minum dan makanan. Mereka kemudian mencari pusat hiburan di kota itu setelah  beberapa minggu berlayar di laut. Mereka berhubungan dengan PSK di Merauke. Ada di antara mereka yang memiliki penyakit aneh yang belum pernah ditemukan dokter selama itu di Merauke. Penyakit inilah yang kemudian merebak hingga ke pelosok Papua seiring dengan mobilitas manusia.

Kasus HIV-AIDS di Papua dalam kondisi genting dan perlu perhatian serius. Laporan Perkembangan HIV-AIDS per 1 Desember 2021 dari Komisi Penanggulangan Aids Papua (KPA) menunjukkan 46.967 ribu orang  yang tersebar pada 29 kota/kabupaten.

"Dari data terbaru Jayapura paling tinggi dengan 558 kasus menyusul Nabire dengan 466 kasus. Dua daerah ini yang tertinggi," kata Anton Mote, Ketua Harian KPA Papua seperti dikutip antaranews.com (1/12/2021).

 Bulan Juli 2022, jumlah kasus HIV-AIDS di sana bertambah 995 kasus baru  meningkat menjadi 47.962.

"Masalah HIV di Tanah Papua terjadi peningkatan cukup tinggi. Dalam waktu dekat kami akan melaksanakan survei ke-29 kabupaten/kota untuk mendapatkan data ril terkait kondisi saat ini di setiap kabupaten. Setelah itu kami akan lakukan penataan, pemetaan masalah dan akan menyusun program (penanganan) yang segera kami laksanakan di akhir tahun 2022, yang juga akan menjadi program di tahun 2023," kata Anton Mote, Senin, (1/8/2022) seperti diberitakan kbri.id. Dari 47.962 kasus HIV-AIDS di Papua, terdiri dari 22.458 pria, 25.413 wanita, dan 91 kasus tidak diketahui jenis kelamin pengidapnya.

***

Saya datang ke Hepuba, di Distrik Asolokobal. Sekitar 12 km ke luar kota Wamena. Gereja Katolik Kristus Penebus berada di sana. Saya ingin ketemu Pastor John Jonga.

John kepala paroki di sana. Namun hari  minggu itu ia sedang terburu-buru setelah misa minggu pagi yang sepi.  Gereja yang biasanya menampung 300 umat lengang. Misa hanya diikuti tak sampai 20 orang. Ternyata ada anggota jemaatnya yang meninggal. Sebab kalau ada yang meninggal, kata dia, umat pasti tak ada yang ke gereja.  Umat memilih pergi berkabung. Pastor John perlu segera mempersembahkan  misa arwah ke sana. Sebelum jenazah dikremasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun