Mohon tunggu...
Aldo Egi Ibrahim
Aldo Egi Ibrahim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mancung, agak gendut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Revolusi Dari Desa: Sebuah Manifestasi Gagasan, Inspirasi Kepemimpinan, dan Konsepsi Pembangunan yang Brilian

1 Desember 2014   06:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:23 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417366519546452076

Judul Buku: Revolusi dari Desa

Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya pada Rakyat

Penulis: Dr. Yansen TP., M.Si

Penerbit: PT Elex Media Komputindo (Kompas Gramedia)

Tahun: 2014 (Cetakan Pertama)

Tebal : xxviii+180 halaman

Editor: Dodi Mawardi

ISBN : 978-602-02-5099-1

Pemerintah daerah harus percaya kepada rakyatnya untuk melakukan yang terbaik untuk desanya. Jika pemerintah memberikan otonomi kepada rakyat, maka dalam waktu tertentu, rakyat menjadi mandiri dan percaya diri untuk membangun desanya”

Sebuah pernyataan bernada meyakinkan dari seorang pemimpin yang memiliki optimisme, kebanggaan atas kekayaan tanah kelahirannya, tak segan untuk memberikan kepercayaan pada rakyatnya.Dr. Yansen T.P., M.Si., salah satu putra terbaik Malinau adalah seorang pemimpin yang saat ini berupaya membangun tanah kelahirannya dengan gagasan besar, meletakkan pembangunan daerah berpusat pada perangkat dan masyarakat desa dalam sebuah konsep Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Mandat kepemimpinan yang diemban sebagai Bupati Malinau tahun 2011-2016 beliau manifestasikan sebagai sebuah pengabdian untuk memberikan sumbangsih pemikiran, bekerja keras demi kehidupan masyarakat lebih baik. Sosok yang berpengalaman, seorang yang dikategorikan ilmuwan birokrat dan birokrat ilmuwan oleh Prof Sadu Wasistiono, M.Si., karena pengalaman panjangnya dalam dunia praktik pemerintahan maupun komitmen untuk menuntut ilmu hingga mencapai gelar akademik tertinggi mencoba mewujudkan baktinya untuk memberi wawasan pemerintahan sebagai salah satu hasil kajian intelektualnya melalui sebuah buku, Revolusi dari Desa: Saatnya Pembangunan Percaya Sepenuhnya pada Rakyat.

Sesuai judulnya, buku ini memuat pandangan menarik yang dipadukan dengan apa yang telah dilaksanakan penulis sebagai praktisi dunia pemerintahan. Judul besar “Revolusi dari Desa” menunjukkan pandangan berbeda yang coba diungkapkan penulis terkait paradigma yang salah pada proses pembangunan daerah saat ini yang bersifat top down, upaya penyelesaian masalah struktural (kemiskinan) yang cenderung monoton, seolah tidak berpihak pada masyarakat. Hal menarik lain terlihat pada upaya penulis untuk membangun optimisme, keyakinan pada siapapun yang membaca buku ini bahwa negara ini dianugerahkan berbagai kekayaan yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan, dan tumpuan untuk membangun kehidupan lebih baik itu ada pada masyarakat secara mandiri. Subjudul buku ini menunjukkan bagaimana penulis ingin meyakinkan kita sepenuhnya, bahwa pusat pembangunan adalah masyarakat, penting bagi elite pemerintahan untuk mulai memberi kepercayaan pada rakyatnya sebagai pelaku utama pembangunan daerah.

Buku Revolusi dari Desa didesain bagi pembaca yang ingin tahu gagasan penulis terkait konsep pembangunan: mulai dari kritik akan paradigma saat ini, teknik perancangan, konsep, hingga kunci kesuksesan Gerdema, serta bagaimana pemaparan tentang pengaruh positif juga tantangan bagi Gerdema ke depannya. Untuk menghindari pandangan “Gerdema hanya tagline pemerintah” bab akhir memberikan kutipan Laporan Pemantauan dari Evaluasi Pelaksanaan Gerdema tahun 2013 sebagai indikator yang dapat dilihat oleh pembaca, sejauh mana Gerdema ini memberi pengaruh positif pada masyarakat dan perangkat pemerintahan (SKPD dan perangkat desa). Nilai lebih lain dari buku ini adalah bagaimana penulis menguraikan secara gamblang bagaimana merumuskan konsep pembangunan, mulai dari visi-misi, arah kebijakan, program, hingga proses pelaksanaan yang efektif. Secara tidak langsung, pembaca juga dikenalkan identitas Kabupaten Malinau, pilar pembangunan, hasil observasi masalah, hingga komitmen pembangunan memanfaatkan potensi yang ada untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bagi anak muda yang ingin mengetahui kepemimpinan di dunia pemerintahan, buku ini juga memberikan panduan kepemimpinan yang harus dikembangkan (spiritual, emosional, intelektual, ekonomi, dan nasionalis kebangsaaan) sebagai kunci sukses pelaksanaan pembangunan. Dengan tebal 180 halaman, buku ini seolah menjadi ensiklopedia dunia pemerintahan yang memberikan beragam informasi dan pemikiran sebagai seorang pemimpin yang berkomitmen membangun daerahnya.

Hal utama yang menjadi pembeda buku ini dengan buku kepemimpinan lain adalah gagasan berbeda yang telah diimplementasikan menjadi langkah konkrit pembangunan di kabupaten yang berada di wilayah perbatasan. Sadar akan tantangan tingginya angka kemiskinan, minimnya infrastruktur, sulitnya keterjangkauan dan akses informasi, penulis menyampaikan gagasan berbeda tentang pembangunan yang seharusnya diterapkan di daerah. Tantangan untuk membawa kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik beliau lakukan dengan menerapkan Gerdema. Strategi ‘Revolusioner’ dilakukan dengan memberi kepercayaan lebih pada perangkat dan masyarakat desa, untuk membangun daerahnya. “Revolusi” benar-benar dimulai dari desa, beliau anggarkan dana lima kali lipat lebih besar untuk pembangunan desa, insentif aparat dilipatgandakan, otonomi pembangunan diberikan lebih besar dengan penyerahan 33 urusan pemerintahan kabupaten kepada pemerintah desa. Meski terlihat ‘nekat’ dan diragukan akan keberhasilannya, penulis menunjukkan tahapan penyerahan otonomi pembangunan sehingga tidak menjadi langkah sembrono. Sinergi menjadi kata kunci dengan pengawalan dimulai dari Pra-Musrenbangdes hingga pertanggungjawaban keuangan desa yang lebih transparan. Strategi pembangunan lebih partisipatif yang membutuhkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang kapabel menjadi komitmen pemerintah kabupaten untuk turut meningkatkan kualitas perangkat desa. Harapannya, tentu Gerdema ini tidak menjadikan ajang munculnya ‘raja kecil’ dari desa, tetapi hadirnya perangkat dan aparat desa yang kapabel menyelenggarakan pembangunan dengan masyarakat secara partisipatif.

Tiada gading yang tak retak, tentunya ada beberapa hal yang menjadi masukan dalam buku ini. Penulis terlalu rendah hati untuk mengungkap kunci sukses pelaksanaan Gerdema, melalui contoh program yang disusun beberapa desa yang terbukti berkembang pesat dengan implementasi Gerdema ini. Seolah tak ingin menjadi buku dengan halaman yang terlalu tebal, buku ini belum memuat beberapa program yang dilakukan pemerintah dalam membangun pendekatan dan peningkatan kualitas SDM sehingga lahir pemimpin yang kapabel dan siap membangun desanya. Bagi praktisi pemerintahan lain yang ingin belajar kepemimpinan penulis di Malinau, tentu mereka penasaran strategi yang diterapkan untuk menurunkan angka kemiskinan hingga tinggal setengahnya dalam tiga tahun. Dengan konten buku yang menarik dan ‘menggantung’publik tentu menunggu kisah sukses Gerdema dalam beberapa tahun ke depan melalui tulisan penulis yang dibukukan kembali dalam Revolusi dari Desa jilid Dua.

Pada awalnya wajar jika rakyat mengalami kesulitan dalam melakukan otonomi desa. Akan tetapi, jika terus dilakukan pembinaan dan pemberdayaan, lama kelamaan rakat menjadi cerdas, mampu, dan mandiri”

Demikian pernyataan seorang pemimpin besar Dr. Yansen T.P.,M.Si., sosok birokrat yang enggan untuk merendahkan dan menyalahkan masyarakat, tetapi menjadikan mereka sebagai partner, kunci utama pelaksana pembangunan di Kabupaten Malinau. Sebuah pernyataan seorang bapak daerah bernada ketulusan, sekaligus memuat keyakinan bahwa masa depan kemajuan daerah Malinau bukan terletak di tangan elite pemerintahan yang congkak berkuasa, ataupun mengharap lahirnya intelektual cerdas yang melakukan perubahan besar dengan tangannya dalam sekejap, tetapi bagaimana Malinau akan berkembang pesat dengan partisipasi semua elemen masyarakat, perangkat yang bahu membahu mewujudkan kepekaan akan masalah yang terjadi di sekelilingnya, menyusun rencana pembangunan yang terbaik demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik.

Revolusi dari Desa:Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat adalah buah dari kecemerlangan ide, kepemimpinan yang baik

Menginspirasi bagi siapapun yang membacanya untuk berpikir terbuka, percaya akan kekuatan bersama, untuk membangun daerahnya.

#SalamRevolusi

Yogyakarta, 30 November 2014, Aldo Egi Ibrahim

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun