Mohon tunggu...
Aldion Wirasenjaya
Aldion Wirasenjaya Mohon Tunggu... Editor - Journalism is fun

Jurnalis/redaktur di Harian Waspada Medan dan waspada.id

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jangan Beli Mobil Listrik!

1 November 2019   21:11 Diperbarui: 1 November 2019   21:16 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kendaraan listrik. (thepubliceditor)

Benar, mesin bensin konvensional juga pasti mengalami hal serupa, tapi dengan durasi yang jauh lebih lama. Mobil berbahan bakar fosil jika mogok di tengah jalan sang pemilik tinggal datang ke bengkel terdekat (yang pasti ada di mana saja). Bagaimana dengan EV? Harus dibawa ke diler pastinya.

Baterai juga sering disebut sebagai pemicu kebakaran. Masih ingatkan Anda tentang gawai Samsung yang sempat dilarang dibawa masuk ke kabin pesawat karena rentan meledak?

Lain lagi seorang pria di Florida selatan yang bernama Omar Awan tewas terbakar hingga jasadnya tidak dapat dikenali lagi setelah Tesla Model S-nya menabrak pohon dan baterai kendaraan tersebut terbakar mengeluarkan asap tebal beracun. Untuk menambah kengerian, dalam keadaan hidup dan mati, ia tidak dapat keluar dari mobilnya karena desain futuristis gagang pintu mobil tersebut mengalami kegagalan

Berikutnya, motor penggerak. Alat ini terbilang canggih karena tidak memiliki perpindahan gigi seperti transmisi manual atau otomatis di kendaraan biasa. Untuk saat ini dapat dipastikan alat tersebut masih sangat mahal. Dan biaya servisnya pun tidak murah.

Transportasi umum

Kendaraan listrik bukanlah barang baru. Perusahaan Detroit Electric asal Amerika Serikat, telah lebih dahulu menjual 13.000 EV sejak 1907 hingga 1939. Namun, karena perkembangan mesin bensin semakin membaik dan murah, akhirnya penjualan mobil listrik kalah telak.

Saat ini industri otomotif dunia berada dalam masa peralihan, dari penggunaan mesin bensin menuju elektrik. Selain harga mobil listrik masih terbilang mahal, masa pakai dan harga jual kembalinya pun sangat rendah. Teknologi pendukungnya masih terus dikembangkan, meski penjualan EV secara global baru berkisar di angka 2%.

Hemat saya, untuk saat ini lebih bijaksana jika kita tetap menggunakan low cost green car (LCGC) atau mobil hibrida yang irit bahan bakar. Mobil hibrida adalah kendaraan yang disematkan dua mesin penggerak, elektrik dan mesin bensin konvensional yang saling mendukung satu sama lain.

Lebih bijaksana lagi jika kita menggunakan transportasi umum. Terlebih, saat ini pembangunan sarana dan prasarana transportasi massal ini tengah digalakkan.

Sekali lagi, tulisan ini bukan bermaksud untuk memprovokasi atau menyudutkan pihak-pihak tertentu. Melainkan untuk memberikan fakta yang dihadapi jika Anda memutuskan untuk membeli atau memiliki EV sebagai kendaraan sehari-hari. (Aldion Wirasenjaya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun