Mohon tunggu...
Aldi Dzikri Sholihin
Aldi Dzikri Sholihin Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"To get something you never had, you must do something you never did"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Situ Sukarame (Parakansalak, Sukabumi)

15 September 2019   20:47 Diperbarui: 16 September 2019   05:27 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alumni MA Syarikat Islam 2018

Parakansalak adalah sebuah kecamatan di kabupaten Sukabumi. Kecamatan ini memiliki daerah wisata yang cukup terkenal, yaitu Situ Sukarame yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah masa Hindia Belanda. Sobat semua tahu tidak mengapa dikatakan peningglan bersejarah masa Hindia Belanda ? Mari kita simak penjelasan berikut ini.

Situ Sukarame merupakan sebuah danau yang sudah dikenal sejak masa kolonial. Nama Sukarame sendiri berasal dari nama kampung disekitar danau yang dulunya adalah hutan belantara. Ama Sadarina kemudian membuka perguruan silat sehingga hutan belantara akhirnya menjadi ramai dan disebutlah kampung Sukarame. Berkembang kisah rakyat tentang sayembara untuk membendung 7 sungai kecil yakni sungai Cikahuripan, sungai Cisalada, sungai Citaman, sungai Cisarandi, sungai Cimaci, sungai Cipangelah, dan sungai Cisela. Konon Tuan Hola, yaitu bangsa Belanda yang saat itu mempunyai ambisi untuk membendung sungai-sungai tersebut dimaksud dijadikan telaga untuk berlayar dan tempat untuk bersantai. Pemenang Sayembara adalah Ki Abah Mules yang menggali tanah dimalam hari dengan dibantu oleh jin. Namun sesudah sebulan tanah yang digali selalu longsor, menurut saudaranya hal ini diakibatkan dosa dimasa lalu yang pernah membunuh ular hitam. Ular tersebut sebenarnya adalah raja Siluman dihutan tersebut yang bernama Angger cahya. Untuk menebus dosanya akhirnya Ki Abah Mules menikahi istri siluman bernama Dewi Pulasari. Namun Sang Dewi memberi syarat supaya pembangunan danau bisa selesai yaitu kurban berupa bayi kembar. Tuan Holle akhirnya memberikan bayi kembar siam anak adiknya sebagai kurban sehingga danau bisa selesai dibangun. Konon masyarakat kadang melihat sepasang ikan mas sebesar bayi mucul diwaktu tertentu sebagai jelmaan bayi tadi.

Sobat semua kisah ini mungkin hanya legenda tetapi cukup menarik karena berhubungan dengan sejarah Parakan Salak. Para pengunjung juga menikmati kisah-kisah yang menjadi daya tarik dalam setiap tempat wisata.Bukan hanya karena legendanya tapi Situ Sukarame berada tepat di kaki Gunung Salak, dikelilingi hamparan kebun teh yang menyerupai permadani hijau di areal PT. Perkebunan Teh Nusantara VIII dan udara yang begitu sejuk sangat cocok untuk tempat berkumpul bersama keluarga, olahraga bersama teman-teman,tempat perkemahan dan pastinya cocok banget untuk spot selfie kekinian yang instagramable.

- Astri Lestari (Alumni MA Syarikat Islam Parakansalak)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun