Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dampak Demam Rakernas Partai Politik Menaikkan Suhu Politik?

21 Juni 2022   22:10 Diperbarui: 21 Juni 2022   22:35 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Minggu-minggu ini sepertinya terjadi demam Rakernas Partai Politik. Setelah Partai Nasdem berakernas 15-17 Juni 2022, disambung dengan Partai PKS, 20-21 Juni 2022 dan hari ini Rakernas PDIP 21-23 Juni 2022. Demam rakernas tersebut membawa dampak naiknya suhu politik di tanah air.

Partai Nasdem mengumumkan 3 nama Bacapres yaitu, Anies, Ganjar dan Andika. PKS tidak menyebut nama, namun lebih kepada kolaborasi dan ingin membentuk koalisi. PDIP baru mulai Rakernas diwarnai dengan ancaman Megawati kepada kader yang ingin bermain dua kaki atau tiga kaki.

Setelah selesai Rakernas Partai Nasdem, Prabowo dan Muhaimin bertemu dan ingin membentuk poros Gerindra-PKB yang ingin membawa Paslon Prabowo-Muhaimin.

Rakernas PKS seakan menegaskan bahwa pembentukan koalisi lebih penting dari nama. Setelah ditinggalkan PKB, PKS mengarah kerja sama dengan Partai Nasdem dengan menyebut Koalisi Restorasi. Restorasi adalah fatsun politik Partai Nasdem. Apakah arah PKS ke Partai Nasdem sudah sedemikian kuat?

Walaupun PKS tidak menyebut nama hasil Rakernas, namun mereka memuji Partai Nasdem yang mengusulkan 3 nama Bacapres. Apakah ini pertanda setuju dengan 3 nama tersebut? Apakah PKS dengan tidak menyebut nama, untuk mengantisipasi  segala kemungkinan yang terjadi? Dari sudut nama Bacapres cocok dengan partai Nasdem. Dari sudut ideologi lebih cocok dengan partai Islam?

PKS mengambil ancang-ancang untuk berkoalisi dengan partai manapun, asal cocok dengan prinsip mereka. Apakah PKS akan cocok dengan Partai Nasdem. Bisa saja dicocok-cocokkan. Dalam dunia politik semua bisa terjadi.

Rakernas PDIP baru dimulai, namun sudah memberikan guncangan. Megawati mengancam kadernya yang bermain dua kaki atau tiga kaki. Apa maksudnya? Satu kaki itu pincang. Dua kaki itu normal. Tiga kaki pakai tongkat seperti Ibu Megawati sekarang. Itukah maksudnya? Mungkin bukan arti harafiah, namun arti dan makna simbolis.

Megawati juga menjawab tudingan sombong yang seakan diarahkan ke partainya oleh Surya Paloh dalam Rakernas Partai Nasdem. Seakan membela diri bahwa mereka tidak sombong. Padahal Surya Paloh tidak menyebutkan Partai PDIP. Baperkah?

Lalu apa nanti tanggapan dari partai Nasdem dan Surya Paloh terhadap pernyataan Megawati dalam Rakernas PDIP ini?

Rakernas Partai Politik ini ternyata membawa dampak naiknya suhu politik. Para elit partai bergerak dan melakukan pertemuan politik dengan harapan bisa menjalin komunikasi politik. Dari sana akan dilahirkan koalisi partai politik.

Partai politik tidak tinggal diam, khususnya yang tidak menyelenggarakan Rakernas seperti Gerindra dan PKB. Sepertinya Gerindra merasa terabaikan dengan 3 nama Bacapres Partai Nasdem yang tidak mencantumkan nama Prabowo? Muhaimin merasa terabaikan karena tawarannya mau bergabung dengan KIB asalkan dia menjadi Capres tidak ditanggapi?

Rakernas Partai Politik sesungguhnya adalah kegiatan rutin yang harus dilakukan partai sebagai pertemuan antara dua kongres atau Munas untuk melakukan konsolidasi politik. Namun kini Rakernas politik ini seakan menjadi pemicu naiknya suhu politik.

Penyebutan nama Bacapres ternyata membawa dampak naiknya suhu politik. Penyebutan Ganjar Pranowo sebagai salah satu Bacaprres yang dihasilkan Rakernas Partai Nasdem membawa akibat dan dampak ke parati PDIP.

Sekjen PDIP menuduh ada pembajakan kader partainya. Megawati mengancam kadernya yang bermain dua atau tiga kaki. Yang menentukan Capres hanyalah Ketua Umum Partai. Tidak boleh dicampuri oleh siapapun.

Jika PDIP tidak mencalonkan Ganjar Pranowo, lalu ada partai atau gabungan partai lain yang mengusung Ganjar, bagaimana sikap PDIP? Apakah salah partai lain yang akan mengusung kader PDIP yang tidak dicalonkan PDIP? Rakernas Partai Nasdem menyebut nama Ganjar Pranowo, apakah ini salah? Apalagi ada 3 nama, bukan hanya satu. Ganjar hanyalah salah satu dari tiga nama.

Kita tidak tahu, apakah Rakernas PDIP akan membahas usulan nama Bacapres yang akan disampaikan kepada Ketua Umum Megawati untuk dipilihnya? Apa yang dilakukan Rakernas Partai Nasdem hanya menjaring dan menyaring 3 nama Bacapres untuk diserahkan kepada Ketua Umum untuk dipertimbangkan dan dipilih.

Atau mungkin saja untuk menyaring dan menjaring nama Bacaprespun Rakernas PDIP tidak berhak? Cukup semuanya diserahkan kepada ibu Ketua Umum sebagai hak prerogatif mutlak? Semuanya kembali kepada PDIP. Tak satu partai manapun yang boleh mengintervensi hal tersebut. Apalagi kader PDIP.

Apapun hasil Rakernas Partai Politik, harapan kita suhu politik bisa terkendali. Teramat banyak masalah bangsa dan negara ini yang harus diurus pemerintah dan masyarakat.

Seharusnya partai politik juga harus ikut membantu pemerintah. Apalagi partai koalisi pendukung pemerintah. Janganlah hanya menikmati kue kekuasaan melalui jatah menteri. Seharusnya ikutlah kerja keras untuk membantu pemerintah dan masyarakat.

Gonjang-ganjing dan dinamika politik antar partai yang menaikkan suhu politik hanyalah masalah elit partai politik semata. Hampir tidak membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat. Keadaan seperti itulah dulu yang membuat Presiden Soekarno menyatakan dengan keras,"Bunuh Partai Politik".

Apakah Partai Politik harus dibunuh baru suhu politik turun? Tidak jugalah. Partai Politik sebagai salah satu pilar demokrasi harus ada. Tetapi peran partai politik untuk menyelesaikan masalaha bangsa juga harus ada. Janganlah hanya sibuk memikirkan diri sendiri dan kepentingan elitnya yang elektabilitasnya tak kunjung naik.

Saatnya partai politik ikut memikirkan beban rakyat karena harga bahan pokok naik, harga minyak goreng naik, dan inflasi naik. Semua cepat naik dan sulit turun. Mana tahu dengan ikut memikirkan semua yang naik ini, elektabilitasnya juga naik. Siapa yang tahu?

Kenapa Rakernas Partai Politik tidak memikirkan harga yang naik? Apakah Rakernas masih mengagendakan masalah yang sedang dihadapi rakyat? Angka penyebaran Covid juga sudah naik ke 1000 orang per hari. Ikutkah itu dipikirkan Parpol, apalagi Parpol pendukung pemerintah.

Ayo memikirkan masalah bangsa dan negara, khususnya rakyat yang bernama wong cilik. Jadilah setia menjadi partai wong cilik, partai peduli rakyat yang memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat kecil. Itu mungkin topik yang paling mantap dibahas dalam Rakernas. Daripada sekedar dan hanya terfokus membahas Pilpres dan Bacapres. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun