Rakernas Partai Politik sesungguhnya adalah kegiatan rutin yang harus dilakukan partai sebagai pertemuan antara dua kongres atau Munas untuk melakukan konsolidasi politik. Namun kini Rakernas politik ini seakan menjadi pemicu naiknya suhu politik.
Penyebutan nama Bacapres ternyata membawa dampak naiknya suhu politik. Penyebutan Ganjar Pranowo sebagai salah satu Bacaprres yang dihasilkan Rakernas Partai Nasdem membawa akibat dan dampak ke parati PDIP.
Sekjen PDIP menuduh ada pembajakan kader partainya. Megawati mengancam kadernya yang bermain dua atau tiga kaki. Yang menentukan Capres hanyalah Ketua Umum Partai. Tidak boleh dicampuri oleh siapapun.
Jika PDIP tidak mencalonkan Ganjar Pranowo, lalu ada partai atau gabungan partai lain yang mengusung Ganjar, bagaimana sikap PDIP? Apakah salah partai lain yang akan mengusung kader PDIP yang tidak dicalonkan PDIP? Rakernas Partai Nasdem menyebut nama Ganjar Pranowo, apakah ini salah? Apalagi ada 3 nama, bukan hanya satu. Ganjar hanyalah salah satu dari tiga nama.
Kita tidak tahu, apakah Rakernas PDIP akan membahas usulan nama Bacapres yang akan disampaikan kepada Ketua Umum Megawati untuk dipilihnya? Apa yang dilakukan Rakernas Partai Nasdem hanya menjaring dan menyaring 3 nama Bacapres untuk diserahkan kepada Ketua Umum untuk dipertimbangkan dan dipilih.
Atau mungkin saja untuk menyaring dan menjaring nama Bacaprespun Rakernas PDIP tidak berhak? Cukup semuanya diserahkan kepada ibu Ketua Umum sebagai hak prerogatif mutlak? Semuanya kembali kepada PDIP. Tak satu partai manapun yang boleh mengintervensi hal tersebut. Apalagi kader PDIP.
Apapun hasil Rakernas Partai Politik, harapan kita suhu politik bisa terkendali. Teramat banyak masalah bangsa dan negara ini yang harus diurus pemerintah dan masyarakat.
Seharusnya partai politik juga harus ikut membantu pemerintah. Apalagi partai koalisi pendukung pemerintah. Janganlah hanya menikmati kue kekuasaan melalui jatah menteri. Seharusnya ikutlah kerja keras untuk membantu pemerintah dan masyarakat.
Gonjang-ganjing dan dinamika politik antar partai yang menaikkan suhu politik hanyalah masalah elit partai politik semata. Hampir tidak membawa manfaat bagi kehidupan masyarakat. Keadaan seperti itulah dulu yang membuat Presiden Soekarno menyatakan dengan keras,"Bunuh Partai Politik".
Apakah Partai Politik harus dibunuh baru suhu politik turun? Tidak jugalah. Partai Politik sebagai salah satu pilar demokrasi harus ada. Tetapi peran partai politik untuk menyelesaikan masalaha bangsa juga harus ada. Janganlah hanya sibuk memikirkan diri sendiri dan kepentingan elitnya yang elektabilitasnya tak kunjung naik.
Saatnya partai politik ikut memikirkan beban rakyat karena harga bahan pokok naik, harga minyak goreng naik, dan inflasi naik. Semua cepat naik dan sulit turun. Mana tahu dengan ikut memikirkan semua yang naik ini, elektabilitasnya juga naik. Siapa yang tahu?