Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

AHY Melempar Isu Kudeta (Fiksi) vs Jokowi Meresmikan Bendungan Pacitan (Nyata)

16 Februari 2021   07:23 Diperbarui: 16 Februari 2021   07:31 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

AHY melempar isu ke istana bernada tuduhan keterlibatan Moeldoko dalam pengambil alihan Ketua Umum Partai Demokrat. Ini adalah bagaikan fantasi atau fiksi. Masih isu. Surat yang dikirim untuk konfirmasi. Karena belum yakin. Belum ada bukti minimal dua sesuai KUHAP. Walau katanya sudah ada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) patut diduga  illegal. Kenapa illegal? BAP itu untuk pro justisia dan kewenangan penyidik. Mereka kan bukan penyidik, hanya petugas partai.

Berharap jawaban itu menjadi bukti. Jika dibalas tidak terlibat dan tidak ada restu, maka akan dikonfrontasi dengan para kadernya yang mengaku bertemu. Surat itu akan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia via medsos. Akan dibangun drama baru. Kalau ternyata terlibat, maka istana akan dituduh mencampuri urusan dalam negeri partai politik. Drama berlanjut akan dibangun lagi. Kalau ini difilmkan, ceritanya berdasarkan novel atau cerita rekaan yang belum terbukti, kita sebut fiksi.

Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tukul di Pacitan, kampung halaman AHY dan SBY. Ini nyata dan konkrit. Apalagi ini adalah proyek mangkrak dari SBY yang sudah dimulai 2013 tetapi terhambat karena pembebasan lahan. SBY terhalang pembebasan lahan di kampungnya sendiri di Pacitan. Apakah dia tidak dihargai sebagai presiden dua periode di kampung halamannya? Kenapa Jokowi yang berhasil menuntaskan pemebasan lahan pembangunan bendungan di Pacitan ini? Jika ini difilmkan, maka ini namanya film yang berdasarkan kisah nyata.

Biasanya film yang berdasarkan kisah nyata itu sangat menyentuh. Jika penonton film itu tahu peristiwa yang terjadi itu, maka film itu akan mengingatkannya terhadap kejadian itu. Seperti menonton film tentang Peristiwa 9/11 tentang hancurnya Gedung Kembar World Trade Centre di Amerika Serikat. Bagaimana orang yang  terjepit di reruntuhan gedung dan bagaimana Tim Penyeleamat bekerja. Proses penyelamatan yang sangat menyentuh.

Ada lagi Film Operasi Tinombala, kisah pesawat jatuh di hutan Tinombala Sulawesi. Sangat menyentuh. Berbagai film yang didasarkan kepada kisah nyata selalu membawa sebuah suasana yang menyentuh dan dramatis, tanpa perlu ada upaya dramatisasi.

Film yang didasarkan atas fiksi supaya menarik biasanya harus ditambah dengan efek  lain seperti penekanan efek dramatis, sehingga aspek dramanya harus dibangun sedemikian rupa agar filmnya menarik. Dramatisasi itu sangat perlu untuk menarik hati penonton.

Terkadang sulit menebak langkah catur Presiden Jokowi. Setelah digempur dengan isu kudeta Partai Demokrat dengan menuduh Moeldoko terlibat dan konon kabarnya mendapat restu dari Pak Lurah, kata Andi Mallarangeng. Pakai kirim surat lagi. Bukan hanya berkirim surat, bikin konprensi pers lagi. Presiden Jokowi diam saja. Tak ada reaksinya. Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyatakan istana tidak akan membalas surat tersebut, karena hal itu merupakan masalah internal dari Partai Demokrat.

Gempuran berikut dilontarkan lagi. Katanya Moeldoko sudah ditegur Jokowi, kata Andi Arief. Jokowi masih diam lagi. Disusul lagi isu dengan memutarbalikkan seolah-olah Jokwi menunda Pilkada Serentak 2022 menjadi 2024. Padahal Pilkada serentak itu menurut UU nomor 10 tahun 2016 pasal 201 ayat (8) dilakukan pada bulan Nopember 2024. Namun DPR RI menggunakan hak inisiatif ingin merubah UU Pemilu 2017 dan memasukkan UU Pilkada 2016 ke dalamnya dan ingin merubah Pilkada Serentak 2024 menjadi 2022. Jokowi tak bereaksi.

Isu Gibran akan dibawa ke Pilkada Jakarta 2024. Kalau 2022 terlalu dini, kata Irwan, Wakil Sekjen Partai Demokrat. Berbagai komentar berseliweran, namun Jokowi tidak memberikan jawaban atas isu tersebut. Masih sabar.

Presiden Jokowi hanya mengumpulkan Tim Jubir Pilpres 2019. Koalisi Partai Pendukung pemerintah berubah pikiran dan haluan. Tidak setuju Revisi UU Pemilu. Ambyar lagi keinginan Partai Demoikrat dan PKS untuk mempercepat Pilkada Serentak 2024 tersebut. Partai Demokrat semakin nelangsa. Semua gempuran mati langkah.

SBY turun gunung.  Mengomentari ajakan Presiden Jokowi untuk mengajak masyarakat menyampaikan kritik tentang pelayanan publik. Menurut SBY itu, kritik itu seperti obat. Bisa pahit. Kalau dalam ukuran yang pas. Sanjungan itu manis, bisa juga menjadi penyakit. Jokowi tak berkomentar.

Tiba-tiba Presiden Jokowi menyampaikan berita di pagi hari Minggu, 14 Pebruari 2021 mau menuju Pacitan mau mersemikan Bendungan Tukul yang sudah dirancang sejak tahun 2013 oleh SBY, namun pada tahun 2021 ini diresmikan Presiden Jokowi. Proyek ini mangkrak karena pembebasan lahan yang macet. Pacitan adalah kampung halaman SBY dan AHY.

Berbagai komentar bersileweran lagi. Andi Arief malah memuji SBY yang telah merancang Bendungan Tukul Pacitan ini tahun 2013 dan seharusnya selesai tahun 2016. Namun kendala pembebasan tanah telah membuatnya mangkrak. Warganet berisik lagi. Isu raja mangkrak muncul lagi. Warganet menjadi tahu bahwa Proyek Bendungan ini dimulai tahun 2013 di ujung periode kedua SBY, namun mangkrak karena terhambat pembebasan lahan.

Inilah langkah catur Jokowi membalas surat dan tuduhan  AHY ke istana. Surat yang berisi tuduhan dan meminta konfirmasi tentang sebuah dugaan atau rekaan, sebuah fiksi. Presiden Jokowi membalas dengan peresmian Bendungan Tukul Pacitan ini. Ini adalah hasil kerja, kerja dan kerja. Bukan membuat isu, membuat surat, mmengirim surat dan membuat konprensi pers. Dia bekerja menyelesaikan proyek bendungan Tukul ini. Selesai dan diresmikan. Bermanfaat untuk rakyat di Pacitan.

Sebenarnya cara Jokowi seperti  ini bukan pertama kali. Masih kita ingat kejadian Tour of The Java yang dilakukan SBY  selama sebulan dan membahas pembangunan dan masalah pemerintahan. Jokowi tidak membalas komentar SBY dengan komenntar. Tiba-tiba Jokowi pergi meninjau Proyek Hambalang yang mangkrak karena korupsi. Negeri ini heboh membahas proyek Hambalang. Semua orang menjadi teringat bagaimana kasus korupsi dari petinggi Paretai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, Nazaruddin ketika menjadi Bendahara Umum Partai Demokrat dan juga Angelina Sondakh dan Soetan Batugana. Bagaimana mereka dengan perkasa mengatur semua proyek di Badan Anggaran DPR RI. Fantastik.

Ternyata Jokowi tidak diam. Semua komentar, isu, dan gempuran Partai Demokrat dibalas dengan sebuah tindakan. Meresmikan Bendungan Tukul Pacitan ini. Tentu saja masyarakat Pacitan bangga dengan apa yang diresmikan Presiden Jokowi ini.

Bisa saja masyarakat Pacitan mengharap semula bahwa bendungan ini dibangun dan diresmikan masa SBY sebagai presiden yang berasal dari Pacitan. Namun apa daya, SBY baru merencanakan bendungan ini tahun 2013 diujung periodenya yang kedua. Jika ini dibangun sejak 2004, mungkin selesai sebelum 2014 akhir periode keduanya.

Namun apapun itu bendungan Tukul Pacitan yang akan berfungsi sebagai  irigasi yang bisa mengairi sawah dan juga sumber air dan bisa menjadi tempat tujuan wisata sangatlah baik. Mudah-mudahan Museum yang akan dibangun AHY juga segera terwujud, agar Pacitan bisa menikmati irigasi, juga bisa menikmati museum.

Biarlah dinamika politik berkembang sedemikian rupa, tapi pembangunan untuk kepentingan masyarakat seperti waduk ini harus terus berjalan. Memang penting membaca surat, namun Jokowi membalas surat AHY dengan peresmian Bendungan Tukul Pacitan. Bendungan ini dan kerja Jokowi lebih penting daripada membalas surat berisi isu kudeta. Selamat untuk masyarakat Pacitan dan sekitarnya yang bisa menikmati fungsi dan manfaat bendungan tersebut. Hidup Indonesia.

Salam hangat.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun