Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Bulan Purnama

15 Juni 2020   07:59 Diperbarui: 15 Juni 2020   07:59 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Betul. Jadi Tuhan sudah menciptakan dunia dan tatanan galaxy raya sedemikian rupa, itu yang harus kita syukuri. Bulan purnama pun harus dinikmati semua orang. Jadi jika malam gelap, tidak ada kita lihat bulanpun, kita harus yakin bahwa bulan itu ada  dan nanti akan datang lagi, bulan purnama. Jadi dalam kehidupan sehari-haripun kita harus rela antri dan teratur menunggu giliran. Dalam segala aspek kehidupan nyata kita," kata Sang Kakek.

"Bulan purnama, engkau tetap ada, walau mata tak melihatmu," kata Sang Cucu seperti membaca puisi.

"Begitu juga keadaan kita sekarang ini. Walau pandemi Covid-19 ini sedang merajalela dan dunia seakan gelap, percayalah bahwa terang akan datang. Walau kita belum menemukan vaksin untuk mengobatinya, nanti vaksinnya akan ditemukan. Anggap saja vaksinnya sedang berputar mengelilingi bumi seperti bulan purnama. Pada waktunya vaksin itu akan datang," jelas Sang Kakek.

"Wah ini keren. Ilustrasi kakek mantap. Walau vaksin Covid-19 belum datang, kita percaya itu akan ditemukan dan datang seperti bulan purnama ya kek," kata Sang Cucu.

"Betul. Jika kita sekarang menghadapi pandemi Covid-19 seakan gelap, percayalah, vaksin akan ditemukan dan datang seperti terangnya bulan purnama. Sebelum vaksin datang, mari kita ikuti protokol kesehatan Covid-19 dengan adaptasi kebiasaan baru, normal baru. Jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan dan ikuti aturan pemerintah," kata Sang Kakek.

"Semoga vaksin corona datang pada waktu bulan purnama. Gelapnya pandemi Covid-19 diganti vaksin dan terangnya sinar bulan purnama," kata Sang Cucu.

"Berbahagialah orang yang berpengharapan dan percaya, walaupun dia  tidak melihat," kata Sang Kakek.

Bulan selalu purnama, walau kita tidak bisa melihatnya. Begitulah pandemi Covid-19 bagaikan gelap malam, namun kita percaya, vaksin akan ditemukan dan datang bagaikan sinar bulan purnama. Sebelum datang, ikuti protokol kesehatan Covid-19, gumam Sang Kakek.

Terima kasih dan salam hangat.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun