Rasanya zonk alias blank atau kata lainnya tidak ada gambaran apa pun untuk menemukan alasan menulis. Benar demikian pembaca budiman tercinta?
Kali ini izinkan saya mematahkan dan menghancurkan prasangka di atas. Silakan menulis sekarang juga!
Kita tidak perlu menunggu berapa buku yang kita baca. Bahkan baru satu paragraf sekalipun maka tulislah hal menarik di dalamnya.
Setelah menulis dan pertahankanlah kebiasaan baik satu ini. Dan pada akhirnya kita betah untuk menulis selama mungkin serta membaca sepanjang mungkin.
Senerai Penutup: Sebuah Refleksi pada Raden Saleh
Saya membaca sejarah seorang Raden Saleh. Kenapa dalam lukisan yang melegendanya tentang Pangeran Diponegoro begitu kuat sentuhannya bahkan organik dengan nuansa mengabadikan sebuah potret sejarah.
Ternyata seorang Raden Saleh sudah membaca dan mendengarkan perjuangan Pangeran Diponegoro sejak ia belia. Ia melakukan sebuah pembacaan panjang alias membaca sepanjang mungkin.
Lalu lahirlah sebuah karya yang melegenda itu. Sekilas peristiwa sejarah ini mengajarkan kita bahwa untuk menyejarah ada perjalanan panjang di dalamnya. Sekali lagi, bacalah sepanjang mungkin!
Salam.
Griya Kenanga, 6 Februari 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI