Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Catatan Santri Kalong: Ngaji-Nulis-Ngaji-Nulis

3 April 2023   21:34 Diperbarui: 3 April 2023   21:57 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah keberhargaan tak ternilai. Bisa berkuliah di Jogja. Bagi saya jogja tidak hanya kota pelajar, kota budaya atau apapun sebutannya. 

Saya justru melihat Jogja adalah kota santri, kota ngaji, kota sowan kiyai. Pandangan inj terlalu subjektif. Secara emosi hal ini lekat sama pengalaman pribadi memang. 

Sejak awal di jogja saya sebagai marbot, takmir juga sekaligus santri. Ya memang secara zahir (yang tampak) potongan saya jauh dari kata santri. Tapi pilihan untuk nyantri ya terus dipilih sampai kapanpun. 

Tak perlu menunggu baik untuk nyantri. "Nyantri yo nyantri, sue-sue bakal apik". Dawuh kala ngawos atau daras kitab bareng kiyai yang ngajarin taisirul khalak, di krapyak beberapa tahun lalu. Di hadapan santri dan kitab tipis itu beliau dawuh alias menasihati dengan nada penuh arti yang amat dalam. 

Kisah di atas membuat saya eling (selalu ingat) bahwa dimanapun tetaplah nyantri walau hanya ngalong (tidak nginap) tapi numpang ngaji malam hari. 

Nah, pada bulan ramadan ini adalah momen ngaji atau daras beragam kitab kuning dan mengambil ijazah dari kiyai. Di jogja ada banyak pondok baik di Mlangi, Krapyak, di bantul lainnya. Banyak pondok tempat untuk ngaji. 

Ramadan kali ini saya melipir di Mlangi, tepatnya di Pondok Chujjatul Islam dibawah asuhan Gus. Somad panggilan akrab dari kami santrinya, dan ada banyak pondok salafiyah alias kalsik dengan kebiasaan ngaji kitan serupa di bulan ramadan dengan mengajatamkam beragam kitab dibawah bimbingan dawuh kiyai. 

Baca juga: Ramadan Milik Semua

Saya dengan modal nekat. Akhirnya ngaji dan nulis pada bulan ini saya mainkan bergantian. 

Habis daras kitab bersama kiyai, lanjut nulis. Saban hari demikianlah kegiatan rutin ramadan. 

Alasan tidak meninggalkan kegiatan menulis karena alasan mendasar. Karena masih ingin mengasah kecakapan menulis. Masih sebagai penulis amatiran. Dan selamanya amatiran di dunia kepenulisan. 

Ngaji dan jadi santri kalong tidak menghalangi untuk melatih kecakapan menulis. Perjalanan jauh juga tak menghalangi. Bahkan nginap di pondok ada keberkahan tersendiri, bisa sahur bareng santri dan seringnya bu nyai repot menyediakan camilan hingga makan berat. 

Ngaji-nulis-ngaji-nulis! Setiap malam. Ya, sebagai santri kalong, dan baru belajar menggores pena. Kegiatan ini bisa dibilang lelah. Namun nyatanya menyenangkan. Kata kiyai nyenengke. 

Sebuah catatan sederhana sebagai santri kalong, ini hanya coretan biasa. Dikatakan sebuah ajakan ya belum layak. Hanya curahan hati, curhat ke pembaca tentang sebuah kabar gembira kisah santri kalong. 

Toh Baginda Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan kita umatnya untuk menceritakan atau menyebarkan kabar gembira. Tulisan ini hanyalah kabar gembira. 

Kabar gembbira bahwa santri kalong itu tidaklah melelahkan. Membagi waktu nyantri di malam hari dan kuliah saat siang. Terkesan melelahkan, tapi nyatanya menggembirakan. 

Kenapa menggembirakan? Wah ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Jika berkenan cobalah menjadi santri kalong jika ingin menemukan jawabannya. 

Tulisan sederhana ini, catatan, curahan hati. Memberi kesan sekaligus pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan harga berapapun. Hanya bisa bersyukur dalam hati bisa kenal kota ini, bisa ngaji di kota santri ini. 

Semoga catatan ini tidak hanya sebagai curahan catatan sebagai santri kalong. Semoga ada rencana terbaik dari Ilahi Rabbi untuk saya hambanya si fakir ilmu juga pengembara adab yang masih jauh dari kata berakhlak baik. 

Salam. 

Albar, 

Mlangi, 3 April 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun