Setiap tahun ajaran baru, tantangan selalu hadir. Dari siswa yang sulit beradaptasi, hingga yang menyimpan beban emosional.
Namun bagi Ustadz Luthfi, tidak ada anak yang benar-benar "nakal" - hanya anak yang belum dipahami.
Ia sering memancing siswa untuk bercerita. "Biasanya saya mulai dengan hal ringan, seperti menanyakan kabar atau kegiatan mereka di asrama. Lama-lama mereka terbuka, bahkan cerita hal-hal yang tidak pernah disampaikan kepada orang tuanya," tuturnya.
Dalam momen seperti itu, beliau tidak hanya menjadi guru, tapi juga tempat curhat dan sandaran hati. Ia percaya bahwa setiap curhatan adalah pintu menuju perubahan. Dari situ ia bisa menyisipkan nasihat Islami, motivasi, dan semangat untuk memperbaiki diri.
"Kadang saya tidak memberi solusi langsung. Saya hanya mendengarkan. Tapi dari situ mereka merasa lebih tenang. Itulah kekuatan mendidik dengan hati," tambahnya.
Kisah Perubahan: Dari Pendiam Menjadi Percaya Diri
Di antara banyak cerita inspiratif, ada satu yang selalu membekas di hati Ustadz Luthfi - kisah seorang siswa bernama Faiz Abdullah.
"Ketika pertama kali masuk madrasah, Faiz sangat pendiam. Ia jarang bicara, bahkan sekadar menatap guru pun tampak berat," kenangnya.
Namun, lewat pendekatan sabar dan personal, perubahan mulai tampak. Ustadz Luthfi sering mengajaknya berbincang di sela istirahat, memberi kepercayaan menjadi penanggung jawab tugas kecil, dan memujinya setiap kali menunjukkan usaha.
Sedikit demi sedikit, Faiz berubah -dari siswa pemalu menjadi sosok yang aktif, percaya diri, bahkan kini dipercaya menjadi koordinator kelas.
"Melihat perubahan seperti itu adalah kebahagiaan luar biasa bagi seorang guru," ucap Ustadz Luthfi dengan senyum lembut.
Bagi beliau, hasil belajar tidak selalu diukur dari angka, melainkan dari perubahan karakter dan semangat hidup siswa. Itu yang membuat setiap jerih payahnya terasa bermakna.
 Keteladanan di Tengah Ujian
Tugas sebagai wali kelas memang tidak mudah. Ada masa-masa di mana kesabaran benar-benar diuji.
Salah satunya terjadi ketika sebagian siswa sempat membuat "manajemen palsu" yang menghebohkan. Saat itu, Ustadz Luthfi sedang sakit. Ketika kembali ke madrasah, ia mendapati kabar yang mengecewakan.