Suara hati terlempar ke sudut sunyi Kini semua tatapku sinis, Tatapan bengis mengiris nadi di tiap ulu nadi Hati merintih miris menggaris kata nurani Kau hilang dalam sekelebat bayang semu Bayang ayng menghantam titik kalbu hingga buatku tertunduk lesu Kelu memjbisu tertangkup dalam ruang kalbu Itukah wajah sejatimu,..? Tusukku dengan beribi ribu luka hingga ke rongga hati Menusuk dalam hiingga ke nadi birunya Angan mati,hati menjrit terlempar kesudut sepi Masa menguak tabir kelam tentang cerita lalu Galau meraja mewnyekat haati Risau yang membadai membunuh asa yang terkapar mati Luka rengkuhku Derita pelukkU Semua sirna dfalam sedetk saja Hampa meraja hingga ke sudut jiwa Wahai pelukis seja Dimamna kau sembunyikan indah kuning jingganya Yang selalu menghias langit sore Apa kau kehilangan ikuasmu Apa kau mulai bosan mewarnai Mendung menghitam dalam sekeja Hadirkan guntur,seakan turunkan badai Badai yang luluh lantakkan semua bangunan dan kuil kuilnya Hempaskan semua ke dasar rawa rawa beracun Rawa yang tak lagi berlumut Saat terjumput tanahnya hanya ada mimpi yang terbuang Lalu semua hilang Semua lenyap dalam hutan sunyi Ohh tidak kidung malam tak terdengar lagi Gelap malam mencengkram dengan kuku hitamnya Bulan sembunyi Bintang tak setia temaninya di saat ia sendiri Wahai pembias indah fajar lihatlah kini Embun pagi tak lagi menyapa mentari Lihatlah jiwa kosong ini Terhanyut di lautan angan Tenggelam dan kian menghitam Karam kedasar samudra kebencian Kebencian yang mengembun hingga ke ubun ubun Semua sirna bersama rasa yang menimbun Semua lenyap di samun halimun Aku rindu sejuk senja Aku inginkan sejuk pelangi penghias mata hati Turunkan saja burung sayap apimu Hanguskan hati yang berhias dosa dan caci maki Agar hilang semua sakitku Agar hilang semua rajah rindu yang mengukir di sumbu kalbu Agar hilang semua cerita tentangnya Tentang dia yang selalu ada dalam tiap detik mimpiku Agar tenang hati jalankan titahMu Agar kembali jiwa dalam suci Agar kembali jiwa pria sunyi ke haribaanMu