Di bawah langit Jogja yang tak pernah kehilangan pesona cantiknya. Di pinggir-pinggir jalanan mengakar cerita kecil tentang menyambung hidup dari warung yang sederhana, lapak kaki lima, hingga tenda-tenda lusuh yang setiap harinya tak bosan menunggu pelanggan. Salah satu dari kisah itu, datang dari Nunik. Terhitung sudah 18 tahun lamanya, ia setia menjaga tenda sederhana namun penuh arti: Es Kelapa Muda "Via".Â
Hiruk pikuk Jalan Pandeyan sudah di hafal betul oleh Nunik. Bagaimana tidak, sudah 18 tahun lamanya tiap hari dia menghabiskan waktunya disini. Lalu-lalang kendaraan menjadi pemandangan yang tak terlewatkan.
Bukan suatu hal yang asing di Jogja, es degan atau es kelapa muda. Karena banyaknya penjual es degan yang ada. Namun, yang membedakan dagangan Nunik bukan dari segi rasa, melainkan kisah hidup yang ditopang dengan tenda sederhananya.
Nunik sendiri berasal dari daerah Wirasaban, hingga menikah dengan suaminya dan tinggal di daerah sekitar sini. Tak ada papan nama yang mencolok, hingga branding modern tak menyurutkan semangatnya. Dengan bermodalkan area yang bersih, meja kursi yang tersusun di bawah pohon guna memfasilitasi pelanggan yang hendak menghabiskan degannya di tempat dan senyum ramah yang selalu menghiasi wajahnya untuk menyapa siapapun yang lewat.
Usaha ini dia tekuni sendiri, tidak tergabung dalam kelompok ataupun koperasi. Semua dilakukan mandiri. Mulai dari pembelian bahan, pengolahan hingga penjualan pada pelanggan.
Ia mengaku kelapa muda yang dijualnya diambil dari Kebumen, diantar langsung ke tempat usahanya. Kualitas kelapa yang bagus membuat ia tetap dipercaya pelanggan meski kini saingan makin banyak, "Dulu waktu awal merintis, masih belum banyak yang jual degan," ujarnya.
"Ya, usaha cari uang," jawaban sederhana Nunik saat ditanya alasan memulai usaha ini. Tak terselip adanya mimpi yang muluk. Hanya murni keinginan kuat untuk membantu perekonomian keluarga, terlebih untuk menyekolahkan anak-anaknya.Â
Usaha ini dimulai ketika anaknya masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Tidak seperti tren bisnis masa kini yang dimulai dengan perencanaan rinci dan proposal usaha, usaha Nunik lahir dari insting seorang ibu yang ingin bertahan dengan ombak kehidupan dan ketulusan ibu rumah tangga yang ingin anak-anaknya mendapat kehidupan serta pendidikian yang layak.
Hebatnya, dalam kurun waktu tersebut, Nunik tetap menjaga lapaknya sendiri. Tanpa pernah berpikir buat pindah jalur usaha.Â