Mohon tunggu...
Ainul Hidayah
Ainul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - . .

Berbaris rapi lah bersama diksi, niscaya engkau abadi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Seorang Pelaut

22 Oktober 2020   13:32 Diperbarui: 22 Oktober 2020   13:39 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku seorang pelaut.

Namun tak sekalipun kuizinkan rinduku ikut.

Bukan khawatir rinduku akan mabuk laut.

Namun agar rinduku tak pernah hanyut.

Meski didera pasang surut.

Aku menjelma menjadi bait - bait senyap.

Berjejal mengais rindu yang terus mengerjap.

Aku berjanji , tak akan menangisi mu lagi.

Aku berjanji , malam nanti jika diksiku sudah terlelap.

Akan kutemui sisa bayanganmu yang hampir lenyap.

Tentang rongga hatimu yang tak mampu ku tebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun