Mohon tunggu...
Muhamad Agung Noerwahid
Muhamad Agung Noerwahid Mohon Tunggu... CEO at Solit.id -

#akuagung "Biarkan Jemari menari mengikuti irama hati" ------------------ Solit.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dewi

7 Desember 2017   17:08 Diperbarui: 7 Desember 2017   17:10 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : i.pinimg.com

Ternyata wanita ini sangat cantik sekali, dan untung saja tidak ada luka-luka pada tubuhnya. Berarti, tidak ada kekerasan dan penyiksaan yang diterima oleh wanita ini selama dalam kurungan itu. Aku memang belum tertidur, namun hari sudah pagi. Perlahan mata wanita ini mulai terbuka, menandakan bahwa dia sudah mulai bangun dari tidurnya yang lelap.

"Ini dimana? Dan kamu siapa?"-- Tanya wanita itu dengan nada lemah karena baru saja bangun

"Tidak usah takut, kamu aman... Kamu ada di tempat tinggalku.. Kamu ingat siapa kamu?"-- Jawabku sambil aku membantu dia untuk duduk

"Aku tidak ingat, namun aku hanya 1 nama saja.... Dani... Hanya nama itu yang aku ingat..."-- Jawabnya dengan nada tenang

"Dani? Itu namaku... Kamu selalu memanggilku setiap malam..."-- Ujarku dengan penuh antusias

"Jika itu memang kamu, berarti kamu adalah kakakku yang ditolong oleh seorang wanita tua saat aku lahir..."-- Jawabnya sambil memegang tanganku

"Darimana kamu tahu itu? Aku saja tidak pernah tahu siapa dan bagaimana rupa Orang Tuaku? Dan jika benar kita dipisahkan saat kamu lahir, bagaimana bayi dapat mendengar dan mengingat sebuah nama?"-- Tanyaku sambil memegang kedua pundaknya

"Seorang pria tua dengan seragam lengkap yang bertuliskan Pihak Berwenang yang menceritakannya. Dan terus menerus mengatakan nama Dani hingga aku dewasa"-- Jawab wanita itu sambil menundukkan kepalanya

"Apakah pria itu memakai kacamata dan ada sebuah tanda di pipinya? Terus siapa yang mengurungmu disana?"-- Aku bertanya padanya dengan sedikit menggoyangkan pundaknya

"Pria tua itu yang mengurungku, dan rumah itu adalah Rumahnya. Namun dia sudah meninggal karena dimakan oleh semua binatang buas yang dia pelihara agar aku tidak dapat bisa kabur. Dan karena Binatang buas itu tidak ada yang memberinya makan, maka satu per satu binatang buas itu pun mati."-- Jawabnya dengan memelukku erat

"Bagaimana kamu bertahan hidup disana?"-- Tanyaku sambil membalas pelukan eratnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun