Mohon tunggu...
Musonif Afandi
Musonif Afandi Mohon Tunggu... peneliti

Saya memiliki minat besar pada dunia penelitian dan akademis. Penelitian bagi saya adalah proses kritis untuk memahami fenomena dan mencari solusi nyata. Saya juga menyukai diskusi ilmiah, penulisan karya, dan kolaborasi lintas bidang sebagai bagian dari komitmen untuk berkontribusi pada ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pegadaian mengEMASkan Indonesia: Menggerakkan Ekonomi Sirkular dari Desa

10 Oktober 2025   18:20 Diperbarui: 10 Oktober 2025   18:01 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus Bank Sampah Beo Asri Kampung KB Gadis Tegalreja Cilacap Tengah saat membuka lapak menampung tabungan sampah warga nasabahnya. Sumber: SM Banyumas/dok

Agar gerakan Pegadaian mengEMASkan Indonesia benar-benar berkelanjutan, ada tiga hal penting yang harus diperkuat secara simultan. Pertama, sinergi kelembagaan. Pegadaian perlu memperluas kolaborasi strategis dengan BUMDes, koperasi, dan pemerintah desa agar pembiayaan hijau tersalurkan secara produktif dan tepat sasaran. Sinergi ini memastikan dana tidak berhenti pada transaksi, tetapi bergerak menjadi modal usaha yang menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah lokal. Kedua, pendampingan dan literasi. Masyarakat desa membutuhkan bimbingan teknis dan finansial agar mampu mengelola usaha sirkular secara efisien. Transisi menuju ekonomi hijau tidak cukup dengan modal, tetapi juga perubahan pola pikir. Ketiga, kebijakan insentif. Pemerintah dapat memberikan dukungan berupa bunga rendah, subsidi pelatihan, atau pengakuan usaha hijau sebagai aset sosial desa. Dengan kombinasi ini, Pegadaian Hijau tidak hanya mengalirkan modal, tetapi juga menumbuhkan sistem ekonomi yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan.

Jika ketiganya dijalankan serempak, maka Gadai Hijau akan menjadi model ekonomi baru yang berakar kuat di masyarakat. Desa tidak hanya menjadi objek program pembangunan, tetapi subjek perubahan yang mandiri. Pegadaian pun benar-benar mengEMASkan Indonesia, tidak hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam makna sosial dan moral, menjadikan bangsa ini lebih berharga karena warganya sadar akan nilai.

MengEMASkan Indonesia dari Desa

 

Pada akhirnya, gagasan Gadai Hijau membuktikan bahwa kesejahteraan dan kelestarian bukan dua hal yang saling bertentangan, melainkan dapat tumbuh beriringan. Melalui program ini, Pegadaian mengEMASkan Indonesia dengan cara memadukan fungsi keuangan mikro, nilai sosial, dan kesadaran ekologis menjadi satu gerakan nyata yang berpihak pada masyarakat kecil. Setiap gram emas yang ditabung warga desa bukan hanya mencerminkan stabilitas ekonomi keluarga, tetapi juga menjadi simbol keterlibatan aktif mereka dalam menjaga bumi. Gerakan ini memperlihatkan bahwa investasi tidak selalu berarti menumpuk harta, melainkan juga menanam nilai bagi kehidupan bersama.

Dari desa ke desa, dari sampah menjadi emas, dari kebiasaan sederhana menuju perubahan besar, inilah wujud nyata Indonesia yang mengEMAS. Melalui semangat gotong royong dan dorongan kecil yang bermakna, masyarakat desa membuktikan bahwa perubahan dimulai dari tindakan paling sederhana. Pegadaian mengEMASkan Indonesia bukan sekadar slogan, melainkan cermin komitmen bahwa masa depan hijau bangsa dapat dibangun oleh tangan-tangan jujur dan pekerja keras di akar rumput.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun