Mohon tunggu...
Akmal Tastary
Akmal Tastary Mohon Tunggu... Saya seorang Mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah prodi Bahasa dan Sastra Arab

Saya adalah seorang yang masih pemula dalam menulis artikel disini. Mohon saran dan kritikannya jika dalam penulisan saya terkesan kurang pas untuk di baca.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Boleh Rapuh, Asal Jangan Runtuh

26 Juni 2025   09:15 Diperbarui: 27 Juni 2025   19:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
orang yang sedang merasakan rapuh dan hampir runtuh. (dok Freepik) 

Mungkin banyak dari kita yang ingin bisa tumbuh dari rasa rapuh itu. Tetapi kita tidak tau solusinya. Inilah solusi yang menjadikanmu rasa rapuh itu tak menjadi runtuh,tetapi menjadi tumbuh

  • Akui dan Terima Kerapuhan

Langkah awal yang paling utama adalah mengakui kerapuhan. Jangan menyangkal rasa lelah,kecewa, atau sedih yang sedang kamu rasakan. Penerimaan adalah pondasi kekuatan. Disaat kamu menerima bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja, kamu sedang membuka jalan untuk proses penyembuhan.

"yang di abaikan tak akan jadi kekuatan, tetapi yang diakui bisa memperbaiki."

  • Beri ruang untuk merasa

Jangan terlalu terburu-buru menyuruh diri "cepat sembuh" atau  "cepat kuat" agar terlihat kuat. Terkadang, bertahan berarti membiarkan diri sendiri untuk menangis, merasa hancur, dan tidak memaksakan tertawa dalam kepalsuan. Beri waktu untuk bersedih. Air mata bukan sebuah bentuk dari kelamahan — melainkan bentuk kejujuran emosional.

  • Ubah Narasi dalam Pikiran

Saat rapuh, pikiran bisa dipenuhi kalimat negatif seperti: "Aku gagal," "Aku lemah," "Hidupku kacau." Solusinya adalah mengganti narasi itu dengan sesuatu yang lebih penuh belas kasih:

  • "Aku sedang dalam proses."
  • "Ini masa sulit, tapi akan berlalu."
  • "Aku tetap berharga meski sedang kacau."
  • Self-talk positif bisa menjadi jangkar dalam badai.
  • Jangan menanggung sendiri.

Berbicaralah. Mungkin tidak ke semua orang, tapi cukup pada satu dua orang yang aman: sahabat, keluarga, mentor, atau terapis. Rapuh bukan untuk dipendam sendiri. Terkadang, berbagi cerita membuat beban terasa lebih ringan. Bahkan, kamu bisa menemukan perspektif baru dari orang lain.

  • Pegang tujuan kecil,bukan melangkah langsung besar

Saat kamu sedang merasa rapuh jangan paksakan diri kamu untuk mengejar hal-hal besar, tetapi dari hal kecil dulu. Cukup tanyakan pada diri sendiri, " hal kecil apa yang aku bisa kerjakan untuk hari?" Mungkin dari hal mandi, makan, bebersih, dan lain-lain. Dari tindakan kecil itulah sebagai bukti kamu masih bergerak. Kemudian kata rapuh itu menjadi tercegah.

  • Rawat diri dengan kasih sayang

Rawatlah tubuhmu. Sayangi jiwamu. Dengan tidur yang nyenyak, makanan bergizi, air yang cukup, dan cahaya mentari yang menghangatkan. Biarkan lagu-lagu menyembuhkan luka, dan bacaan lembut meredakan sesak. Jangan tunggu pulih untuk mulai merawat—sebab merawat adalah bagian dari pulih itu sendiri.

  • Ingat: Kerapuhan bukan bentuk Abadi dalam Keadaan

Setiap musim pasti berganti. Rasa rapuh bukan kelemahan, tapi bagian dari proses menjadi kuat. Meski hari ini kamu hampir jatuh, itu bukan berarti kamu tak akan bangkit. Waktu akan menyembuhkan, dan suatu hari nanti kamu akan berkata:

  • "Aku pernah berada di ambang kehancuran. Tapi aku bertahan.

Rapuh itu manusiawi. Tapi yang luar biasa adalah ketika kamu memilih tetap bertahan meski semuanya terasa berat. Tidak runtuh bukan berarti tidak pernah jatuh. Tapi karena kamu memutuskan untuk terus bangun, lagi dan lagi.

Boleh rapuh, asal jangan runtuh. Karena di dalam retakan, ada kekuatan baru yang sedang diciptakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun