Mohon tunggu...
Akmal Tastary
Akmal Tastary Mohon Tunggu... Saya seorang Mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah prodi Bahasa dan Sastra Arab

Saya adalah seorang yang masih pemula dalam menulis artikel disini. Mohon saran dan kritikannya jika dalam penulisan saya terkesan kurang pas untuk di baca.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Boleh Rapuh, Asal Jangan Runtuh

26 Juni 2025   09:15 Diperbarui: 27 Juni 2025   19:02 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
orang yang sedang merasakan rapuh dan hampir runtuh. (dok Freepik) 

Dari kejujuran itu untuk mengakui bahwa, "aku sedang tidak baik-baik saja."

Ingat! Kita manusia, bukan mesin yang bisa melakukan segala cara tanpa melibatkan hati atau perasaan didalamnya.

Ada kalanya, berhenti untuk meluapkan rasa lelah bukan berarti kamu kalah. Menangis bukan berarti menyerah. Minta tolong bukan berarti gak mampu. Kesembuhan datang Ketika kita berhenti sejenak memaksakan diri untuk terlihat kuat, dan memberi ruang untuk air mata, rasa, serta jeda yang tak perlu buru-buru untuk diakhiri.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an yang berbunyi:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah: 5-6)

Menurut Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah, banyak ulama tafsir memahami arti  ma'a dalam ayat di atas yang arti harfiahnya adalah bersama dipahami oleh sementara ulama dalam arti sesudah. Pakar tafsir az-Zamakhsyari menjelaskan bahwa penggunaan kata bersama walaupun maksudnya sesudah adalah untuk menggambarkan betapa dekat dan singkatnya waktu antara kehadiran kemudahan dengan kesulitan yang sedang dialami.

Selanjutnya, Quraish Shihab menjelaskan bahwa ada juga ulama yang menyatakan: "Apabila terulang satu kata dalam bentuk definit maka kata pertama dan kedua mempunyai makna atau kandungan yang sama, berbeda halnya jika kata tersebut berbentuk indefinit." Pada ayat 5 kata  al-'usr  berbentuk definit (memakai alif dan lam) demikian pula kata tersebut pada ayat 6. Ini berarti bahwa kesulitan yang dimaksud pada ayat 5 sama halnya dengan kesulitan yang disebutkan pada ayat 6, berbeda dengan kata  yusran (kemudahan).

Kata tersebut tidak dalam bentuk definit, sehingga kemudahan yang disebut pada ayat 5 berbeda dengan kemudahan yang disebut pada ayat 6, hal ini menjadikan kedua ayat tersebut mengandung makna "setiap kesulitan akan disusul/dibarengi dengan dua kemudahan."

Selanjutnya, Quraish Shihab menjelaskan bahwa ada juga ulama yang menyatakan: "Apabila terulang satu kata dalam bentuk definit maka kata pertama dan kedua mempunyai makna atau kandungan yang sama, berbeda halnya jika kata tersebut berbentuk indefinit." Pada ayat 5 kata  al-'usr  berbentuk definit (memakai alif dan lam) demikian pula kata tersebut pada ayat 6. Ini berarti bahwa kesulitan yang dimaksud pada ayat 5 sama halnya dengan kesulitan yang disebutkan pada ayat 6, berbeda dengan kata  yusran (kemudahan).

Kata tersebut tidak dalam bentuk definit, sehingga kemudahan yang disebut pada ayat 5 berbeda dengan kemudahan yang disebut pada ayat 6, hal ini menjadikan kedua ayat tersebut mengandung makna "setiap kesulitan akan disusul/dibarengi dengan dua kemudahan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun