Referensi: https://tafsiralquran.id/setelah-kesulitan-pasti-ada-kemudahan-tafsir-surah-al-insyirah-ayat-5-6/
Sedangkan pendapat Syekh Abdullah Al Akhdori dalam kitabnya yaitu kitab Nadzam al-Jauhar al-Maknun yang berbunyi:
ثُمّ مِنَ الْقَوَاعِدِ الْمُشْتَهَرَهْ … إِذَا أَتَتْ نَكِرَةً مُكَرَّرَهْ
تَغَايَـرَتْ وَإنْ يُـعَرَّفْ ثَانِيْ … تَـوَافَقَا كَـذَا الْمُعَرَّفَانِ
"Kemudian, termasuk dari kaidah yang populer adalah (ketentuan) ketika terdapat kalimat nakiroh yang diulang-ulang maka yang pertama dan kedua itu berbeda. Dan jika kalimat yang kedua berbentuk makrifat maka keduanya adalah sesuatu sama, begitu juga dengan dua kalimat yang ma'rifat."
Bila diterapkan pada ayat di atas, maka pengulangan "yusr" menunjukkan dua hal yang berbeda. "yusr" yang pertama berbeda dengan "yusr" yang kedua. Artinya, pengulangan tersebut memberikan makna adanya dua kemudahan. Sedangkan pengulangan lafadz "al--usr" menunjukkan satu hal saja. "al-'usr" yang kedua adalah keadaan dari "al-usr" yang pertama. Artinya, pengulangan tersebut memberikan makna adanya satu kesulitan.
Referensi: https://tafsiralquran.id/kajian-balaghah-surah-al-insyirah-ayat-5-6/
Maksud dari ayat tersebut yakni:
Rapuh itu boleh sedangkan runtuh itu jangan, kita sebagai manusia sangat sering mengalami kesulitan-kesulitan yang mungkin kita pikirkan itu tidak mampu. Tapi, ingat kita itu manusia bukan mesin yang pasti dalam melakukan sesuatu itu merasakan lelah. Kita selalu mendapatkan beberapa cobaan yang kita pikirkan itu tidak mampu, tetapi ketika kita jalankan justru kita menemukan keindahan-keindahan yang tak terduga. Oleh karena itu, rapuh adalah sesuatu yang wajar dan diwajarkan, sedangkan runtuh itu adalah sesuatu yang berada dalam diri kita. ketika kita ingin merubahnya maka rapuh itu akan menjadi tumbuh.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Jalaluddin Rumi:
"Luka adalah tempat di mana cahaya masuk."