Mohon tunggu...
Akmal Aqil Wahyu
Akmal Aqil Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Merayakan bertambahnya usia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sisi Lain dari Memberi

9 Juli 2023   23:15 Diperbarui: 9 Juli 2023   23:56 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihttps://pixabay.com/id/illustrations/bersulang-kesenangan-miskin-204742/

"Tidak perlu pak, saya terburu-buru. Langsung saja kita tentukan harganya, nanti sapinya akan diambil oleh anak buah saya." Balas tamu tersebut. Lalu mereka berdua bernegosiasi tentang harga sapi Jajang. Setelah deal. Tamu tersebut pamit dan langsung pergi. Jajang senang karena telah mendapatkan bayaran yang cukup besar saat ini.

"Ini bisa aku gunakan untuk bersenang senang dalam beberapa hari sih." Gumam Jajang senang sambil mengipas-kipaskan lembaran uang yang baru saja ia peroleh. 

Benar saja, malam-malam berikutnya ia telah berinisiatif untuk pergi ke kafe yang menjadi tempat ia biasa 'njajan'. Namun, sebelum sampai ke kafe itu ia mampir ke sebuah minimarket di pinggir jalan. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita yang cantik, tatapannya hangat, suaranya merdu dan rambutnya terurai lepas. Jajang seakan tertarik kepada wanita tersebut. Namun ia mengurungkan niatnya karena ia merasa kecil terhadap wanita tersebut. Ia lalu menyapanya kemudian dibalas dengan anggukan ringan dengan secuil senyuman. 

****

Sore menjelang malam. Mbak Lasmi tengah bersiap untuk berangkat ke kafe untuk bekerja seperti biasanya. Mbak Lasmi terbiasa hanya berdandan sekenanya. Namun terlihat cantik. Setelah beberapa hari terakhir ini, entah angin dari mana yang membuat Mbak Lasmi ingin bertekad bahwa malam ini adalah malam terakhir ia bekerja di kafe itu. Tempo hari ada seseorang yang menawarkan untuk membuka bisnis berdagang pakaian dan aksesoris dengannya. Spontan saja Mbak Lasmi langsung menerima tawarannya. Ia bahkan telah lama menginginkan untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang legal.

Di tengah perjalanan Mbak Lasmi singgah di sebuah minimarket tak jauh dari tempatnya bekerja. Ia hendak membeli beberapa snack ringan. Di situ ia mendapati ada seorang pemuda yang berpenampilan rapi menyapanya. Ia pun merespon sekenanya saja agar terlihat memperdulikan.

Setelah itu, Ia melanjutkan perjalanan menuju kafe. Disana ia langsung menemui bosnya dan mengatakan bahwa ia akan mengakhiri pekerjaannya. Sebenarnya bosnya sangat berat hati tetapi Mbak Lasmi sudah membulatkan tekad. Jadi, bosnya mengabulkan permohonannya dengan syarat melayani tamu terakhirnya malam ini.

Tanpa berpikir terlalu panjang Mbak Lasmi langsung diantar menemui tamu terakhirnya. Ternyata tamu itu adalah orang yang ia temui di minimarket tadi. Mbak Lasmi menyambutnya dengan senyum ramah. 

"Siapa namamu?" Lelaki itu mengulurkan tangan sambil tersenyum genit menatap Mbak Lasmi. Sempat terjadi perkenalan singkat dengan sedikit basa-basi. Selepas itu, Si lelaki tadi mengajak Mbak Lasmi memasuki kamar yang biasa digunakan oleh para tamu. Hampir 2 jam lamanya, Mbak Lasmi selesai dengan tamu terakhirnya ini.

"Ini... terimalah! Lain kali bisa kita bercinta lagi" Katanya sambil menyerahkan delapan lembar uang seratus ribuan.

"Tidak, ini adalah malam terakhirku sebagai pekerja disini. Yang tadi anggap saja pemberianku." Jawab Mbak Lasmi dengan seulas senyum bangga yang sengaja ia tunjukkan. Karena dengan pemberiannya malam ini ia membuat orang lain senang, juga membuat dirinya lega. Karena ia tidak akan lagi berada di kafe itu lagi sebagai pekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun