Banjarmasin -- Di tengah meningkatnya tren minuman kekinian, muncul sebuah inovasi menarik dari kalangan muda, yaitu "Es Susu Jelly", produk minuman berbasis susu segar yang dipadukan dengan jelly warna-warni. Usaha ini menjadi salah satu contoh nyata kreativitas generasi muda Kalimantan Selatan dalam membangun ekonomi lokal melalui jalur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Penelitian dan survei yang dilakukan oleh Akhmad Maki, mahasiswa Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, menunjukkan bahwa Es Susu Jelly tidak hanya diminati karena rasanya yang segar dan harga terjangkau, tetapi juga karena pengelolaannya yang mengandalkan strategi digital dan semangat kewirausahaan muda.
1. Profil dan Karakteristik Usaha
- Berdasarkan hasil survei, usaha Es Susu Jelly tergolong dalam sektor perdagangan kuliner modern, yang baru berdiri kurang dari satu tahun. Usaha ini dikelola oleh 1--3 orang tenaga kerja muda dan berpendidikan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa wirausaha muda kini mulai aktif menciptakan peluang kerja, bukan hanya mencari pekerjaan.Produk dijual dengan harga antara Rp5.000 hingga Rp10.000, menggunakan bahan baku lokal seperti susu segar dan buah alami, serta dikemas dalam cup modern yang menarik minat anak muda.
2. Strategi Pengelolaan dan Pemasaran
- Pelaku usaha menerapkan kombinasi strategi online dan offline marketing.
Melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp, mereka aktif mempromosikan produknya dengan foto dan video menarik. Selain itu, penjualan langsung juga dilakukan di lokasi strategis seperti sekolah, kampus, dan pasar mingguan. Pengelolaan keuangan masih dilakukan secara manual sederhana, namun sudah terdapat rencana usaha (business plan) yang menjadi pedoman utama dalam menjalankan bisnis. Faktor utama yang menjadi prioritas adalah harga produk, menandakan bahwa segmen pasar yang dibidik adalah masyarakat menengah ke bawah yang sensitif terhadap harga, namun tetap menginginkan kualitas rasa dan tampilan yang baik.
3.Inovasi Produk
- Survei menunjukkan bahwa inovasi produk dilakukan secara berkala, terutama pada variasi rasa dan desain kemasan. Varian seperti cokelat, taro, dan matcha menjad favorit konsumen. Meskipun demikian, pelaku usaha mengakui bahwa inovasi belum dilakukan secara konsisten, sehingga masih perlu dorongan agar pengembangan produk dapat berjalan berkelanjutan.Kedepannya, peluang inovasi masih terbuka lebar, misalnya melalui pengembangan varian rasa lokal khas Banjar atau kolaborasi dengan UMKM lain seperti roti atau jajanan tradisional.
4.Dampak Sosial dan Lingkungan
Hasil survei menunjukkan bahwa usaha Es Susu Jelly dinilai cukup bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Selain menciptakan lapangan kerja tambahan, usaha ini juga menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan muda Banjarmasin. Namun, dari sisi lingkungan, pelaku usaha masih kurang memperhatikan dampak produksi, terutama terkait penggunaan kemasan plastik. Hal ini menjadi catatan penting agar ke depan dapat diterapkan konsep green entrepreneurship, misalnya dengan menggunakan sedotan kertas atau cup ramah lingkungan.
5. Analisis kuesioner
1. Profil Responden