Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Kau Senggol Istriku, Kepalamu Iso Pecah!

4 Agustus 2022   22:23 Diperbarui: 4 Agustus 2022   22:28 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : mbsnews.id

"Dalam kehidupan sosial, memang tidak semudah yang kita pikirkan, ada banyak peristiwa diluar dugaan, bahkan menyangkut soal perasaan yang bisa menjadi konflik berkepanjangan, itulah panggung hidup yang penuh dengan drama"

Ketika dua insan saling jatuh cinta, dunia terasa milik berdua, kebahagian seakan menjadi mangnet yang luar biasa mendorong untuk menggapai cita yang diharapkan.

Cinta dan kasih sudah menjadi Fitroh bagi setiap manusia, sehingga dalam konstek sosial pun, hal tersebut diatur sedemikian rup inia untuk menjaga ketentraman dan kebahagiaan.

Kehidupan ini terus bergerak, manusia sebagai makhluk berpikir ia akan bertindak dengan pikiran dan perasaannya, sehingga aksinya akan memunculkan reaksi, terlepas reaksi positif maupun negatif keduanya sama-sama memiliki konsekuensi.

Aku bukan pujangga, bukan pula penyair yang pandai merangkai kata menjadi bangunan bahasa cinta, bukan pula sang pencipta yang mampu membuat jalannya cerita.

Aku hanyalah manusia biasa yang tak pandai membuat cerita, apalagi cerita penuh kebohongan dan misteri,,,karena aku sendiri pun sangat takut, sebab nyawa tak ada yang tahu sampai dimana batasnya.

Debur ombak dilautan mampu meruntuhkan kerasnya batu karang, apalagi hanya jalan cerita kehidupan yang tak selamanya harus dipendam, sebab akan ada cerita lain tak terduga siap membongkar..

"Jangan kau Senggol Istriku, kepalamu iso pecah" 

Sudah banyak peristiwa diatas panggung sandiwara ini, saat seorang lelaki mencoba merusak pagar ayu seseorang, ia akan menerima konsekuensinya, bahkan nyawapun bisa terbang melayang entah kemana.

Dalam sebuah legenda didalam Islam, dahulu kala ada seorang nabi yang sangat tanpan rupawan, namanya Nabi Yusuf yang dicintai oleh ibu angkatnya, dan kebetulan ibu angkatnya adalah permaisuri sang raja.

Permaisuri raja itu namanya adalah Zulaikho, seorang permaisuri yang jatuh hati pada nabi Yusuf, bahkan tergila-gila, sampai pada suatu hari,si Yusuf ini dirayu oleh Zulaikho sedemikian rupa untuk melakukan hubungan badan.

Tetapi dalam kisah tersebut Yusuf tidak sampai melakukan yang namanya perzinahan karena yusuf ingat mati dan juga ingat Tuhannya, sehingga hal di larang dan tidak senonoh itu tidak sampai terjadi, dan Tuhan pun menyelamatkan keduanya dari angkara murka hawa nafsu didada.

"Jangan keluar dari garis merah yang sudah di tetapkan"

Seorang perempuan ketika sudah dipilih oleh seorang lelaki untuk dipinang dan dijadikan Istri, maka sepenuhnya seorang lelaki bertanggung jawab atas istrinya mulai dari aspek fisiknya sampai dan jiwanya.

Menafkahi batin dan menafkahi secara lahir yang harus berimbang satu sama lain, sehingga tidak memunculkan problem dan kepincangan satu sama lain.

Menjaga harmonisasi, komitmen, kejujuran, dan rasa saling percaya menjadi hal yang utama bagi pasangan suami istri, sehingga tidak ada dusta diantara kita.

Sedangkal itukah engkau berpikir, hendak menyenggol istri orang tanpa perhitungan

Jangan macem-macem, sebab resiko cukup tinggi, nyawa pun bisa jadi taruhan, cukup satu macem saja supaya aman dan nyaman, kira-kira seperti itu peribahasa untuk bisa hidup tentram nan bahagia.

Jangan banyak bertingkah dijalan yang salah, sebab jalan yang benar itu lebih mudah, maka cobalah dijalan yang benar, supaya tidak terperangkap pada jalan yang salah, sebab jalan yang salah hanya akan membunuh kita meski terkadang jalannya pelan dan perjalan, namun mematikan.

Sedangkal itukah engkau berpikir, hingga bahaya mengancam dan nyawa dipertaruhkan, tidakkah ada banyak cara elekan yang bisa dimainkan tanpa harus merusak pagar ayu orang.

Ingat kepala kita tidaklah sekeras peluru atom yang bikin orang tersungkur dan mati, maka ingatlah kematian semasih umur di kandung badan..

Cerita diatas hanyalah fiktif belaka, jika ada nama, tempat, tokoh, dan skenario yang sama , kami mohon maaf yang sebesarnya-besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun