Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Menerapkan Pembelajaran Calistung, Jika PTM Terbatas Masih Terjadi Tarik Ulur di Berbagai Instansi Sekolah?

1 September 2021   23:24 Diperbarui: 1 September 2021   23:25 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah daerah yang berada di zona hijau dan kuning sudah dipersilahkan untuk melaksanakan PTM terbatas, ilustrasi : merdeka.com

"Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih terus dilanjutkan oleh pemerintah, mengingat Pandemic covid 19 ini masih belum dinyatakan berakhir, sementara fluktuasi dari Pandemic ini sangat berbeda diberbagai daerah, sehingga berdampak pada seluruh elemen, termasuk dalam dunia pendidikan. Pemerintah dalam hal tersebut telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri untuk pelaksanaan kegiatan terbatas di wilayah yang berada di level 1 sampai dengan 3, sementara yang masih berada di level 4, masih tetap di berlakukan pembelajaran daring"

Sungguh masih cukup dilematis dunia pendidikan kita saat ini, dimana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas masih terjadi tarik ulur di berbagai daerah, karena situasi Pandemic yang masih belum menentu.

Beragam situasi dan kondisi pada masing-masing instansi sekolah di berbagai daerah, masih cukup ragu untuk melaksanakan PTM terbatas, meski pemerintah sudah melonggarkan kegiatan masyarakat yang berada di zona hijau dan kuning.

PTM terbatas ini memang banyak masyarakat yang menyambutnya dengan senang hati, sebab putra putri mereka sudah bisa belajar secara langsung dengan gurunya.

Betapa tidak, pembelajaran daring yang hanya menggunakan perangkat smartphone dan laptop di meja menjadi kejenuhan tersendiri setelah berbulan-bulan lamanya, belajar secara daring.

Menjadi cukup dilematis, terutama bagi pendidik dan peserta didik untuk anak usia dini dan sekolah dasar, dimana mereka masih dalam proses belajar membaca, menulis dan berhitung, dan pastinya membutuhkan pendampingan secara langsung dari pendidik, meski tidak bisa dipungkiri anak yang masih usia dini tersebut juga bisa di ajari secara langsung oleh kedua orang tuanya.

Situasi ini memanglah dilematis, namun senyampang kesadaran pendidik dan Wali siswa untuk melaksanakan PTM terbatas, dengan Prokes yang sudah dianjurkan dan sudah di vaksin, tentu hal yang tidak diharapkan bisa segera di antisipasi.

Bagaimana seharusnya pembelajaran Calistung tersebut di tengah tarik ulurnya PTM Terbatas?

Disinilah terjadi kontroversi mengenai penerapan PTM terbatas, dimana masing-masing instansi sekolah memiliki kebijakan yang berbeda satu sama lain.

Sementara disisi yang lain, pemerintah sudah mendesak masing-masing instansi sekolah yang berada di level 1 sampai dengan 3 untuk melaksanakan PTM terbatas, terutama bagi pendidik, peserta didik yang sudah melakukan vaksinasi.

Selama berlangsungnya Pandemi ini, pemebelajaran jarak jauh (PJJ) memang sudah digalakkan oleh setiap instansi sekolah, tetapi jarak yang memisahkan antara pendidik dan peserta didik, masih kurang "maksimal", mengingat pembelajaran secara daring itu tanpa diawasi secara langsung oleh guru.

Para pendidik dan pengelola pendidikan harus sudah siap menghadapi berbagai hal mengenai PTM terbatas, sejauh kondisi masih berada di zona hijau dan kuning untuk keberlanjutan pendidik anak-anak di tengah Pandemic ini.

Dengan PTM terbatas, anak didik sudah harus diajari berbagai hal, terutama soal kesehatan, menjaga kebersihan dan kedisiplinan, mematuhi seluruh pedoman PTM terbatas, serta mematuhi prokes yang sangat di anjurkan oleh para pihak.

Oleh karenanya PTM terbatas ini, sebagai salah satu upaya semua elemen, baik itu pemerintah, pendidik, maupun wali siswa untuk membiasakan berkegiatan seperti biasanya, dengan catatan tetap mematuhi prokes, sehingga dengan PTM terbatas tersebut, menjadikan semua element saling bergotong royong, mengantisipasi tersebar virusbyang mematikan tersebut, dan anak didik tetap bisa menimba ilmu secara langsung dari masing-masing guru mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun