Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mural yang Viral Dihapus, Apa Ini yang Dinamakan Demokratisasi Setengah Hati?

17 Agustus 2021   19:56 Diperbarui: 17 Agustus 2021   20:00 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mural yang viral di kota Pasuruan, karena dianggap kurang pantas, gambar : jakarta.tribunews.com

"Viralnya mural diruang publik menjadi perbincangan banyak Netizen dan membuat gambar tersebut menjadi viral di media sosial, namun pasca viral, gambar itu pun di hapus oleh pemerintah setempat dengan alasan yang kurang rasional"

Kritik dengam desain dan grafiti merupakan seni yang indah, kritik itu memuat banyak pesan tentang situasi dan kondisi yang terjadi dengan eksistensi suatu bangsa.

Ungkapan melalui media yang dilukis sedemikian rupa memiliki daya seni yang tinggi, dan tentu saja menjadi pemandangan yang indah bagi para pengguna jalan, meski hal itu di anggap hal yang menakutkan bagi pemerintahan.

Kritik dengan mural, merupakan ungkapan dan keluh kesah sejak zaman terdahulu. Kritik dengan membuat lukisan itu sudah ada sejak zaman Romawi yang mengkritik dengan bentuk gambar dan tulisan atas kebijakan-kebijaka raja pada waktu itu.

Mural yang viral itu bertuliskan "Dipaksa sehat di Negara yang sakit", tentu ada pesan dan makna mendalam yang disampaikan melalui media mural, yakni sebuah gedung tua, bahkan gedung yang tidak terpakai di desai sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah karya seni yang indah dan menarik.

Lantas mengapa Mural itu di hapus pasca viral ? Alasan mendasarnya dari pemerintah setempat, karena di anggap menggangu pengguna jalan, dan para pengendara bisa tidak fokus, kemudian mural tersebut dianggap kurang pantas.

Bukan gambarnya yang tidak pantas, namun tulisannya yang di anggap kurang pantas, sebegitu takutkah pemerintah dengan tulisan yang mengandung pesan, bahwa situasi bangsa dan Negara kita, faktanya memang tidak lagi baik-baik saja.

Pandemi covid 19 telah banyak merubah dan menggerus sistem di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kritik dengan mural dan memiliki nilai estetis yang tinggi, justru harus di hapus dengan alasan yang kurang rasional.

Jika kita amati secara seksama, apa yang salah dengan mural diatas ? Benarkah tulisan "Di Paksa Sehat di Negara yang sakit", sebagai autokritik yang menakutkan, sehingga dengan cepatnya pemerintah menghapus karya seni tersebut.

Mural yang viral, gambar yang menyerupai Pak Jokowi yang bertuliskan 404:Not found, gambar : suara.com
Mural yang viral, gambar yang menyerupai Pak Jokowi yang bertuliskan 404:Not found, gambar : suara.com

Tidak hanya Mural yang ada di Pasuruan yang di hapus, ada juga Mural yang lebih viral lagi, yakni Gambar yang menyerupai pak Jokowi, yang bertuliskan "404: not found", tulisan tersebut tidak hanya di hapus, namun pelukisnya pun sedang di buru, bagai DPO yang sedang menggarong uang negara.
Pada gambar tersebut di atas tidak menyebutkan Nama Jokowi, hanya ada tulisan "404: not found" lantas mengapa di persoalkan sebagai sebuah pelecehan kepada Presiden Republik Indonesia? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun