Kekuatan dikta dan fiksi hukum adalah karakter yang menghidupkan setiap cerita. Digambarkan sebagai pria yang dikenal keren dan kuat, Dikta akhirnya menangis, mengungkapkan rasa sakit, dan terlihat lemah. Karakter Nadhira, di sisi lain, adalah gadis SMA yang khas, masih gelisah dengan sifat pekerjaannya, saling melengkapi untuk membuat cerita yang lebih kompleks. Akhir dari novel Dikta dan Hukum juga diakhiri dengan pemilihan adegan yang tepat, kebijaksanaan untuk mengakhiri semua yang terjadi. Penulis novel Dikta dan hukum telah menyelesaikan cerita ini dengan banyak penerimaan dan mungkin banyak air mata bagi pembaca pada umumnya.
2. Kekurangan Novel Dikta dan Hukum
Kelemahan novel Dikta dan Hukum adalah penokohan dalam novel Dikta dan Hukum yang terasa kurang pas secara naratif. Ada juga adegan Dikta dan hukum yang berlebihan, seperti saat Dikta meminta maaf di depan pintu kamar Nadira. Dikta perlu cara meminta maaf yang lebih baik atau lebih keren tanpa harus mendramatisasi cerita. Pada dasarnya karena pembaca sudah tahu di mana kehidupan Dikta yang tragis. Terlebih lagi sosok seorang Dikta yang digambarkan terlalu sempurna hamper tidak ada kekurangannya sama sekali
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI