Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kasus Siswa SMA Merokok: Orangtua Tak Sinkron dalam Mendidik

15 Oktober 2025   20:20 Diperbarui: 16 Oktober 2025   08:04 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, cita-cita ini tidak akan terwujud jika setiap upaya pembinaan justru dihambat oleh ketakutan. Guru akan enggan menegur, Kepala Sekolah akan berhati-hati berlebihan, dan akhirnya disiplin menjadi hampa. Sekolah takut mendidik lalu dimana tempat lahirnya generasi tangguh.

Kita semua ingin melihat anak-anak Indonesia tumbuh menjadi manusia yang berakhlak mulia, menghormati yang lebih tua, dan memiliki tanggung jawab sosial. Tapi cita-cita itu tidak bisa dicapai jika setiap teguran terlalu cepat dianggap kekerasan. dan setiap peringatan dianggap ancaman.

Mari kita refleksikan kembali bahwa bangsa besar tidak lahir dari anak-anak manja yang tak bisa ditegur atau sekedar diingatkan pada hal yang baik. Bangsa besar lahir dari generasi yang belajar disiplin, menghargai aturan, dan berani memperbaiki diri ketika bersalah.

Sekali lagi, mendidik bukan hanya urusan sekolah tapi juga rumah. Ketika orangtua dan sekolah beriringan, barulah karakter anak bisa utuh terbentuk. Maka, sudah saatnya kita berhenti memperlebar jurang di antara keduanya dan mulai membangun jembatan kepercayaan yang kokoh.

Inilah saatnya kita kompak mendukung guru (yang benar), bukan mempersulit. Karena di tangan guru yang tegas dan berintegritas lah masa depan bangsa dititipkan. Iya kan?

Pesan Moral

Kasus kriminalisasi guru ataupun Kepala Sekolah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kita perlu menata ulang kembali cara pandang terhadap profesi pendidik. Mereka bukan lawan, bukan sosok yang harus dicurigai. melainkan mitra sejati dalam mendidik anak-anak kita.

Jika setiap teguran diartikan sebagai kekerasan maka sekolah akan kehilangan wibawanya. Anak-anak pun akan tumbuh tanpa arah karena tidak ada lagi figur yang berani menegakkan nilai-nilai kebenaran. Kita tidak ingin itu terjadi, bukan?

Mari bersama-sama mengembalikan marwah pendidikan. Lindungi guru dan Kepala Sekolah sebagaimana mereka melindungi masa depan anak-anak kita. Jangan biarkan satu kesalahpahaman menghancurkan fondasi kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Pendidikan sejati hanya akan berhasil jika ada sinergi antara rumah, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Semua pihak harus berjalan beriringan dan bukan saling mengkambinghitamkan. Ketika anak berbuat salah yang dibutuhkan bukan pembelaan melainkan pembinaan.

Kita semua pernah muda dan tentu pernah salah. Tapi yang membuat kita dewasa adalah karena ada orang yang berani menegur kita. Maka, biarkan guru tetap memiliki ruang untuk menegur ---dengan cinta, dengan tanggung jawab, dengan niat mendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun