Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Nyata Perjuangan Guru Single Parent

2 September 2025   12:58 Diperbarui: 3 September 2025   10:56 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Single mom. (Dok. Shutterstock/PR Image Factory)

Menjadi single parent tentu bukanlah cita-cita siapa pun. Tak ada seorang pun yang bermimpi menjalani hidup seorang diri mengurus anak-anak tanpa pasangan. Namun, hidup sering menghadirkan takdir di luar kendali manusia.

Banyak orang beranggapan bahwa membesarkan anak bersama pasangan adalah kebahagiaan yang sempurna. Suami dan istri saling bahu-membahu, saling menguatkan, dan saling menopang dalam suka maupun duka.

Tetapi, bagaimana jika takdir berkata lain? Bagaimana jika pasangan hidup tiba-tiba tidak lagi bisa menjalankan peran sebagai penopang keluarga?

Kisah ini dialami oleh ibunda saya sendiri. Beliau seorang guru sederhana yang harus menjalani peran sebagai single parent dengan segala keterbatasan.

Ayah kami sakit hingga tidak mampu bekerja. Praktis, ibundalah yang menjadi tulang punggung keluarga. Yang membuat semakin berat, ibunda harus membesarkan lima orang anak sekaligus. Bukan satu, bukan dua, melainkan lima mulut yang harus diberi makan setiap hari.

Cukup dengan gaji seorang guru? Semua orang tahu, apalagi di masa itu, gaji guru tidaklah seberapa. Jauh dari kata cukup untuk menopang kebutuhan sehari-hari.

Bisa dibayangkan betapa berat beban seorang guru sekaligus single parent yang harus membiayai lima anak dengan gaji terbatas.

Demi bertahan hidup, ibunda tidak hanya mengandalkan gaji bulanannya. ibunda menjalani hidup dengan cara "gali lubang, tutup lubang". Berhutang ke sana kemari, entah kepada tetangga, teman, atau bahkan pihak bank.

Semua dilakukan agar dapur tetap mengepul dan anak-anak tetap bisa sekolah. Berbagai pekerjaan tambahan pun pernah dilakoni ibunda. Beliau pernah menjadi buruh tani, ikut menanam dan memanen padi hanya untuk mendapat upah seadanya.

Simak kisah pengalaman guru single parent dari derita dan air mata ke bahagia dan kebanggaan | META
Simak kisah pengalaman guru single parent dari derita dan air mata ke bahagia dan kebanggaan | META

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun