Dalam hidup ini, ada satu momen yang pasti akan datang bagi siapa pun yang bekerja yakni pensiun. Mau profesinya karyawan swasta, ASN, wirausaha, bahkan guru sekalipun. Pada akhirnya akan tiba masa di mana kita berhenti atau dinonaktifkan (PHK) dari dunia kerja.
Tapi anehnya, meski semua orang tahu bahwa pensiun itu pasti tapi banyak yang justru tidak siap. Entah karena terlalu sibuk mengejar target harian atau memang belum menyadari bahwa usia produktif (khususnya di Indonesia) ada batasnya.
Yang menarik, setiap kali bicara soal pensiun topik yang paling sering diangkat adalah persiapan dana. Bukan tanpa alasan. Saat pensiun itu penghasilan aktif berhenti tapi pengeluaran jalan terus.
Mulai dari kebutuhan harian, biaya kesehatan, sampai keinginan menikmati hidup di masa tua ---semuanya butuh dana. Dan kalau tidak disiapkan dari sekarang maka bisa jadi masa pensiun bukanlah masa tenang. tapi malah masa penuh kecemasan.
Nah, disinilah letak pentingnya literasi keuangan. Terutama bagi kita para pekerja yang belum tentu dapat jaminan pensiun, seperti para guru honorer, guru PPPK, atau bahkan guru swasta.
Banyak yang berpikir, "ah pensiun masih lama, santai aja dulu".
Tapi faktanya, persiapan pensiun itu seperti menanam pohon. harus dimulai dari benih, disiram, dirawat... baru bisa dipetik hasilnya nanti.
Sebaliknya kalau dibiarkan, kita seperti orang yang ingin panen tapi tidak pernah menanam. Hasilnya? Ya tentu nihil.
Maka dari itu, sudah saatnya kita ubah mindset. Pensiun bukan akhir dari segalanya tapi awal dari babak baru ---babak di mana kita bisa lebih fokus pada ibadah, kontribusi sosial, dan menikmati hidup dengan cara yang lebih damai.
Tapi ingat, semua itu hanya bisa dinikmati kalau kita sudah tenang dari sisi finansial. Dan ini berlaku untuk semua profesi, termasuk guru.