Ramadan selalu datang membawa keberkahan. Bagi umat Islam di bulan ini bukan sekadar momen menahan lapar dan dahaga. Tetapi juga ladang untuk menanam benih kebaikan dan menyiramnya dengan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sebuah program yang bersifat self growth telah dicanangkan di Pekanbaru. Dan membawa semangat baru bagi dunia pendidikan Islam di bulan Ramadhan kali ini. Inilah dia, Pekanbaru Cinta Al-Qur'an.
Program ini bukan sekadar agenda seremonial tetapi sebuah gerakan nyata yang bertujuan pengembangan diri sumber daya manusia yang meningkatkan literasi Al-Qur'an di kalangan siswa.Â
Menurut data yang ada dari sekitar 230.000 siswa di Pekanbaru, sekitar 11.000 di antaranya masih belum mampu membaca Al-Qur'an dengan baik. Fakta ini tentu menjadi PR bagi dunia pendidikan agama di Pekanbaru. Maka, Ramadan tahun ini menjadi momentum emas untuk bergerak.
Sebagai seorang guru yang menyaksikan siswa masih kesulitan membaca Al-Qur'an adalah sebuah tantangan tersendiri dalam membangun karakter Islami yang kuat pada diri mereka. Oleh sebab itu, Pekanbaru Cinta Al-Qur'an hadir sebagai solusi yang diharapkan bisa menjawab kegelisahan banyak pendidik.
Pekanbaru Cinta Al-Qur'an bukan hanya tentang mampu membaca tetapi juga tentang membentuk kebiasaan. Program ini ingin menanamkan kesadaran bahwa Al-Qur'an bukan sekadar kitab suci yang dibaca saat momen tertentu tetapi juga pedoman hidup yang harus melekat dalam keseharian.
Untuk memastikan keberhasilan program ini, pada 26-27 Februari 2025 telah diadakan Training of Trainers (TOT) bagi para guru PAI bersama guru-guru yang beragama Islam jenjang SD dan SMP di sekolah negeri se-Kota Pekanbaru.Â
Para guru ini nantinya akan menjadi ujung tombak dalam mendampingi siswa agar bisa belajar membaca Al-Qur'an dengan lebih sistematis dan efektif melalui metode tahsin.
Kegiatan TOT ini tidak hanya membekali para guru dengan metode pengajaran yang lebih menarik. tetapi juga membangun motivasi dalam menjalankan program ini dengan sepenuh hati. Sebab, ketika guru memiliki semangat yang tinggi maka energi positif itu akan menular kepada siswa.
Selama Ramadan para siswa akan mendapatkan kesempatan untuk belajar membaca Al-Qur'an dengan lebih intensif di sekolah. Dengan suasana Ramadhan yang penuh berkah diharapkan semangat mereka juga semakin menyala untuk lebih dekat dengan kitab suci.
Program ini tidak hanya berdampak bagi siswa tetapi juga bagi guru. Para guru yang selama ini mungkin merasakan ada tantangan besar dalam mengajarkan Al-Qur'an kini memiliki wadah yang lebih sistematis lewat dukungan yang lebih kuat dari pemerintah daerah.
Di akhir program yakni di tanggal 24 Maret 2025 akan ada apresiasi bagi sekolah-sekolah yang berhasil menjalankan program Pekanbaru Cinta Al-Qur'an ini dengan baik. Penghargaan ini sebagai bentuk motivasi agar gerakan literasi Al-Qur'an di Pekanbaru terus berlanjut bahkan setelah Ramadhan usai.
Inisiatif ini merupakan salah satu program inspiratif dari Wali Kota Pekanbaru yang baru dilantik. Sebuah langkah yang patut diapresiasi karena pendidikan agama yang kuat akan berkontribusi pada pembangunan karakter generasi masa depan yang lebih baik.
Pekanbaru Cinta Al-Qur'an juga menjadi bukti bahwa pendidikan agama Islam di sekolah adalah gerakan nyata yang berusaha menghadirkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Bagi siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan membaca Al-Qur'an maka semoga dengan program ini bisa menjadi titik balik bagi setiap siswa dalam proses belajar dan tumbuh untuk menjadi individu yang lebih baik.Â
Dengan bimbingan yang lebih terstruktur dan lingkungan yang mendukung maka diharapkan mereka akan lebih percaya diri dalam membaca dan memahami ayat-ayat suci.
Orangtua juga diharapkan turut serta dalam menyukseskan program ini. Dukungan dari rumah akan menjadi faktor penting dalam mempercepat kemajuan literasi Al-Qur'an bagi anak didik kita.
Insya Allah, generasi yang cinta Al-Qur'an adalah generasi yang akan membawa perubahan besar bagi masyarakat. Mereka tumbuh dengan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab yang akan menjadi bekal bagi kehidupan yang berkah di masa depan.
Bulan Ramadhan bukan hanya tentang ibadah pribadi tetapi juga tentang membangun lingkungan yang lebih baik. Program Pekanbaru Cinta Al-Qur'an adalah salah satu contoh nyata bagaimana Ramadan bisa menjadi titik awal bagi perubahan positif yang lebih besar (growth mindset).
Dengan segala tantangan yang ada semoga program ini tetap dijalankan dengan penuh optimisme. Guru, siswa, orangtua, dan pemerintah harus bergandengan tangan agar Pekanbaru benar-benar menjadi kota yang "madani".
Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Siswa yang sebelumnya belum mampu membaca Al-Qur'an tidak perlu merasa malu. Sebaliknya mereka harus dibuat bangga karena telah mengambil langkah awal untuk lebih dekat dengan Al-Qur'an.
Di balik program ini ada harapan besar bahwa suatu hari nanti tidak akan ada lagi anak-anak yang buta Al-Qur'an di Pekanbaru. Semua bisa membaca, memahami, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan mereka.
Ramadan selalu membawa cerita indah bagi pengembangan diri (self growth) umat Islam. Tahun ini Pekanbaru menuliskan cerita baru dengan menghadirkan Pekanbaru Cinta Al-Qur'an. Program ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa.
Semoga Ramadhan tahun ini benar-benar menjadi Ramadhan yang penuh berkah menjadi proses pertumbuhan diri yang meningkatkan kualitas hidup. Tidak hanya bagi SDM individunya tetapi juga bagi dunia pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.
Karena mencintai Al-Qur'an bukan hanya tentang membacanya tetapi juga tentang menjadikannya cahaya dalam kehidupan.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI