Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Pendisiplinan Murid di Era Digital Perspektif Kurikulum Merdeka

4 September 2023   11:00 Diperbarui: 8 September 2023   05:42 42370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penerapan peraturan di sekolah. (KOMPAS.COM/HANDOUT)

Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Di era yang terus berubah dan semakin kompleks seperti sekarang, Kurikulum Merdeka muncul sebagai inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Salah satu tujuan dihadirkannya Kurikulum Merdeka adalah untuk memerdekakan murid dari belenggu proses pengajaran yang kaku dan tidak relevan. Ini bukan hanya tentang mencetak siswa yang unggul dalam hal akademik, tetapi juga tentang membimbing mereka untuk mengembangkan potensi diri dengan penuh kebebasan yang terkontrol.

Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, ada beberapa pilar yang sangat penting. Salah satunya adalah asesmen diagnostik, yang bertujuan untuk memahami potensi dan kebutuhan masing-masing siswa secara individual. Ini adalah langkah awal dalam memerdekakan siswa, karena memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang setiap siswa sebagai individu yang unik.

Lalu, ada namanya Pembelajaran Berdiferensiasi yakni konsep penting yang meyakini bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masing-masing siswa (profil siswa). Tidak semua siswa memiliki karakter yang sama, dan pendekatan yang berbeda dapat membantu menangani masalah siswa yang beragam.

Pelaksanaan projek adalah bagian penting dari Kurikulum Merdeka yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif, mandiri, dan bekerja sama dalam tim. dimana kemampuan untuk berkolaborasi dan menciptakan solusi kreatif sangat dihargai untuk kehidupan nyata.

Akan tetapi, tidak hanya tentang akademik dan keterampilan, Kurikulum Merdeka juga menekankan pembentukan karakter. Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup enam dimensi utama akan menjadi panduan dalam proses ini. Dimensi tersebut mencakup; 

  • 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
    2) Mandiri,
    3) Bergotong-royong,
    4) Berkebinekaan global,
    5) Bernalar kritis,
    6) Kreatif.

Kembali pada kontroversi yang muncul akibat tindakan seorang guru yang mendisiplinkan siswanya dengan cara yang kontroversial, ini mengingatkan kita pentingnya mengikuti semangat Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila dalam pendidikan. 

Ini adalah tantangan bagi semua guru untuk mencari cara-cara yang lebih bijaksana, yang tidak hanya mengajarkan kepatuhan, tetapi juga menghargai proses dengan pendekatan-pendekatan yang menghargai potensi siswa.

Mengutip Kemdikbud.go.id, pendidikan yang memerdekakan merupakan sebuah proses yang menuntun dalam pengembangan potensi-potensi pada diri murid yang dilandasi dengan kebebasan dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, serta tentunya bebas dari tekanan.

Jika kita ingin menciptakan perubahan positif dalam cara pandang terhadap perilaku siswa zaman now, kita harus berkomitmen untuk menerapkan pendidikan yang memerdekakan, yang menciptakan lingkungan di mana siswa dapat tumbuh dan berkembang secara holistik. 

Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila adalah langkah awal yang baik dalam proses ini, dan kita semua memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pendidikan kita sesuai dengan semangat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun