Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar): Tingkatkan Kualitas Guru dalam Pembelajaran

12 September 2022   11:18 Diperbarui: 17 September 2022   13:46 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi guru dan siswa dalam lingkungan belajar (KOMPAS/RIZA FATHONI)

Beberapa waktu yang lalu para guru di sekolah kami telah melakukan pengisian Survei Lingkungan Belajar yang ditaja oleh Kemendikbud.

Pengisian Survei Lingkungan Belajar ini bertujuan untuk melihat sejauh mana upaya guru untuk menghadirkan pembelajaran yang berkualitas dan mengakomodir kebutuhan murid dalam berbagai aspek penting.

Selain itu pula pada Survei Lingkungan Belajar ini berisi pertanyaan-pertanyaan menyangkut isu-isu sosial kekinian yang dapat terjadi di lingkungan sekolah.

Survei Lingkungan Belajar ini ditujukan memang untuk seluruh guru tanpa terkecuali. pemantauan progres pengisian dapat dipantau langsung oleh operator sekolah. Sehingga tidak akan ada satu pun guru yang akan luput dari perhatian untuk pengisiannya.

Terdapat beberapa paket soal untuk pengisian form Survei Lingkungan Belajar ini. setiap guru akan mendapatkan paket pertanyaan yang berbeda. 

Untuk kami sendiri kemarin mendapat paket C dengan jumlah nomor pengisian sebanyak 96 pertanyaan.

Diawali dengan pertanyaan mengenai kondisi siswa dalam proses pembelajaran.

Ada pertanyaan tentang seperti apa manajemen waktu siswa ketika hendak berangkat ke sekolah. Apakah banyak siswa yang terlambat datang ke kelas.

Selanjutnya ada juga pertanyaan tentang bagaimana upaya guru dalam menyemangati dan memberikan motivasi belajar kepada siswa.

Apakah siswa fokus belajar karena guru selalu bersemangat mengajar di dalam kelas.

Hal itu akan berdampak kepada pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang disampaikan guru. Tingkat pemahaman siswa akan materi pelajaran ini akan berpengaruh pada siswa tentang tingkat kesulitan mengerjakan tugas yang guru berikan.

Saat guru tidak berada di kelas misalnya sedang ke toilet atau memenuhi panggilan Kepala Sekolah ke ruangannya, para siswa tetap belajar dengan kondusif dan nyaman atau malah sebaliknya.

Survei ini juga untuk memberikan gambaran kepada guru tentang bagaimana siswa memahami tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 

Terkadang ada siswa yang tidak mengerjakan tugas lantaran tidak memahami instruksi yang diberikan guru. Oleh sebab itu guru harus benar-benar memastikan siswa telah memahami apa yang disampaikan di kelas.

Ilustrasi guru sedang mengajari muridnya (Unsplash.com/Husniati Salma)
Ilustrasi guru sedang mengajari muridnya (Unsplash.com/Husniati Salma)

Upaya peningkatan kompetensi dan kehandalan guru memperbaiki kualitas diri dalam dunia pendidikan

Banyak pertanyaan lainnya yang dimaksudkan guna mengetahui kinerja guru terkait proses pembelajaran yang dilakukan bersama murid di kelas. 

Dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak disangka-sangka oleh guru tentang sebuah pertanyaan menyangkut strategi dan upaya guru melaksanakan proses belajar mengajar. Guru bisa menjadikannya sebagai bahan referensi guna memperbaiki kualitas pembelajaran yang diterapkan selama ini yang mungkin dampaknya belum maksimal.

Tidak hanya terkait proses pembelajaran semata, dalam Survei Lingkungan Belajar ini terdapat pula pertanyaan mengenai isu-isu kekinian yang sering menjadi penyebab kekacauan di lingkungan sekolah atau dunia pendidikan.

Seperti isu tentang kekerasan seksual di sekolah, isu gender, cara siswa memahami tentang dampak buruk narkoba, bagaimana cara bertoleransi dan menghargai segala perbedaan, dan isu lainnya.

Dari pertanyaan-pertanyaan seputar isu-isu di atas, guru pun akan semakin teredukasi tentang indikator sebuah isu terkait.

Misalnya saja terkait isu kekerasan seksual. Pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada kaum perempuan melainkan dapat pula terjadi pada laki-laki. Menyentuh pakaian atau tubuh seseorang sehingga membuat tidak nyaman merupakan tindak pelecehan seksual.

Ada pertanyaan-pertanyaan yang kadang membuat guru sedikit merasa bingung untuk menjawabnya, misalnya pertanyaan tentang mengajukan pertanyaan pribadi tentang kehidupan seksual sehingga membuat orang lain tidak nyaman, bisa dikategorikan pelecehan seksual atau bukan termasuk pelecehan seksual. Padahal terkadang mungkin saja kita menganggap hal itu sebuah hal yang biasa saja.

Perilaku menggoda, seperti siulan, main mata, atau memanggil dengan panggilan mesra merupakan hal yang tidak bisa ditoleransi ketika terjadi di sekolah.

Untuk isu kesetaraan gender pun perlu diterapkan di lingkungan sekolah seperti misalnya memilih siswa perempuan dan siswa laki-laki sebagai perwakilan dalam berbagai kegiatan antar kelas maupun sekolah adalah tindakan yang penting. 

Nilai-nilai kesetaraan gender dapat diintegrasikan pada mata pelajaran tertentu yang relevan seperti humaniora guna menghindari stereotip bahwa siswa laki-laki tidak boleh menangis seperti perempuan adalah tindakan yang benar.

Kesetaraan gender dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. 

Misalnya ketika siswa laki-laki dan siswa perempuan sama-sama mengangkat tangan untuk bertanya pelajaran di kelas, sebaiknya lebih memberi kesempatan kepada siapa yang duluan mengangkat tangan walaupun ia adalah siswa perempuan.

Guru juga perlu untuk membagi kelompok yang terdiri atas siswa laki dan siswa perempuan secara adil dalam setiap pembagian tugas kelompok. 

Selain itu pula guru membentuk dinamika interaksi antar siswa di kelas yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Ilustrasi siswa belajar dalam lingkungan kelas yang mampu merangsang semangat dan kreatifitas (Dok. Abdul Rahmat via Kompas.com)
Ilustrasi siswa belajar dalam lingkungan kelas yang mampu merangsang semangat dan kreatifitas (Dok. Abdul Rahmat via Kompas.com)

Jadi, seperti itulah kira-kira gambaran pertanyaan yang diajukan dalam pengisian Survei Lingkungan Belajar. 

Secara pribadi sebagai seorang guru kami menganggap pengisian Survei Lingkungan Belajar ini penting untuk dicermati ulang oleh setiap guru untuk meningkatkan kompetensinya sehingga pembelajaran di kelas menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi murid.

Apalagi kini sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka yang mana murid menjadi salah satu fokus guru untuk memperbaiki diri dan kemampuannya agar dapat mempersembahkan pembelajaran yang dapat merangsang potensi dan minat siswa terkait pembelajaran.

Dari Survei Lingkungan Belajar ini guru juga punya gambaran tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai atau dimensi pada Profil Pelajar Pancasila. Misalnya tentang Berkebhinekaan Global, dimana isu kesetaraan gender, toleransi dan pelecehan seksual merupakan suatu isu yang sangat terkait pada dimensi tersebut.

Perlu bagi guru untuk mengoptimalkan pengisian Survei Lingkungan Belajar (sulingjar)

Karena begitu penting dan besarnya manfaat pengisian Survei Lingkungan Belajar ini untuk guru. Maka para guru diharapkan tidak menyepelekan pengisian survei ini atau hanya mengisi secara asal-asalan.

Pengisian survei ini pun juga cukup gampang dan sederhana sehingga proses pengisiannya terasa cukup menarik dan menyenangkan menurut kami secara pribadi.

Pengisiannya pun tidak hanya bisa dilakukan melalui laptop, namun juga bisa memanfaatkan ponsel pintar (smartphone).

Kedepannya, dengan adanya pengisian Survei Lingkungan Belajar ini diharapkan kompetensi guru akan semakin membaik, sejurus dengan itu maka kualitas pembelajaran di kelas serta kualitas pendidikan Indonesia juga dapat meningkat tajam kearah yang semakin baik.

Tujuan survei ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar di satuan pendidikan dimana guru bertugas. Ketika guru mengisi survei ini hendaklah benar-benar sesuai dengan kondisi yang sebenarnya berdasarkan pengalaman guru selama satu tahun ajaran terakhir. 

Guru tidak perlu merasa khawatir, karena hasil survei ini tidak akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja. 

Segala informasi dari pengisian survei ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan survei.

Hal tersebut tertuang dalam surat Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek Nomor 1451/H4/SK.02.02/2022 yang diterbitkan pada 6 September 2022 mengenai Survei Lingkungan Belajar.

Survei Lingkungan Belajar bakal dibuka kembali pada 19-28 September 2022 mendatang lantaran tingkat partisipasi pengisian Survei Lingkungan Belajar yang telah dilaksanakan sebelumnya belum optimal.

Oleh karena itu kepada para guru se-Indonesia yang belum sempat mengerjakan pengisian survei untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini.

Salam pendidikan yang memerdekakan, memanusiakan manusia.

*****

Mari berbagi dan menginspirasi.

[Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun