Mohon tunggu...
Akbar Aridani Setiawan
Akbar Aridani Setiawan Mohon Tunggu... MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA

Jagalah ilmu dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Momen Sepekan Jadi Mahasiswa Baru, Pembelajaran Hybrid, dan Kuliah yang Penuh Kejutan

31 Agustus 2025   08:31 Diperbarui: 30 Agustus 2025   22:06 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku di Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtaya, Cilegon (Foto: Dokumentasi Pribadi)***

"Minggu pertama kuliah ini memberikan banyak pengalaman berharga bagiku. Ternyata dunia perkuliahan tidak sesederhana mengikuti jadwal yang sesuai di atas kertas. Kita harus siap dengan perubahan mendadak, entah itu kelas dipercepat, diundur, digabung, atau bahkan dibatalkan. Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa mahasiswa harus aktif mencari informasi, menjalin komunikasi dengan teman-teman, dan tidak boleh pasif menunggu arahan."

SUDAH seminggu aku menjalani perkuliahan, dan jujur saja banyak sekali pengalaman yang aku dapat yang boleh dibilang penuh dengan kejutan. Tidak semuanya berjalan mulus memang. Ada dosen yang sulit dihubungi, ada yang tidak hadir, bahkan ada juga yang suka mengundur atau mempercepat waktu kuliah. Mungkin hal itu lantaran dosennya memang sibuk, tapi tetap saja membuat mahasiswa baru seperti aku cukup kebingungan.

Awalnya aku berpikir perkuliahan akan berjalan sesuai jadwal dalam Kartu Registrasi Studi (KRS) yang sudah diisi, mulai dari hari, jam, hingga ruang kelas. Ternyata kenyataannya tidak sesederhana itu, karena hampir semua bergantung pada kesiapan dosennya. 

Ada saja perubahan mendadak, mulai dari kelas yang digabung, kelas yang dipisah, atau jadwal yang digeser. Dari sinilah aku belajar bahwa fleksibilitas adalah kunci, meski tetap butuh koordinasi yang baik.

Aku akan sedikit memberikan apa yang aku alami di minggu kali ini kuliah di Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Mau tau seperti apa? Yu,k simak baik-baik!

Hari Senin

Mata kuliah pertamaku adalah Algoritma Pemrograman. Aku kira jadwal kuliah sudah jelas, ada aturan kapan harus offline atau online (pembelajaran hybrid). Namun, ternyata dosennya memutuskan untuk menggabungkan semua kelas menjadi online melalui Zoom. Masalahnya, kapasitas Zoom hanya 100 orang, sementara mahasiswa baru jumlahnya lebih dari itu.

Banyak yang akhirnya tidak bisa ikut karena penuh, dan aku pun hampir ketinggalan info. Untung saja ada temanku yang membagikan link Zoom sekaligus memasukkan aku ke grup angkatan. Saat aku masuk, jumlah peserta sudah hampir mencapai 100 orang. Beruntung aku masih bisa masuk, walau banyak teman lain yang tidak kebagian.

Sayangnya, perkuliahan hari itu tidak maksimal. Dosen hanya memberikan modul dan peraturan kelas, lalu meninggalkan meeting karena ada urusan lain. Jadi, bisa dibilang materi hari pertama belum terlalu terasa.

Hari Selasa

Hari kedua tidak kalah membingungkan. Di jadwal tertulis mata kuliah Pendidikan Agama dimulai pukul 07.30 secara online. Lantaran merasa santai, aku sempat jalan pagi dulu lalu sarapan. 

Tiba-tiba ada info mendadak kalau kuliahnya berlangsung offline di kampus. Aku panik, langsung ganti baju kemeja dan berangkat secepat mungkin. Untung saja kelasnya baru dimulai pukul 08.00, jadi aku masih sempat hadir.

Lalu, ada mata kuliah Bahasa Pemrograman yang seharusnya dijadwalkan pukul 14.40. Anehnya, dosen memajukan waktunya ke pukul 10.00 pagi, dan lagi-lagi kelas digabung secara online. Zoom penuh, dan aku tidak bisa masuk. 

Untung ada mahasiswa lain yang inisiatif membuat livestreaming di Discord, sehingga kami yang tidak masuk Zoom masih bisa mengikuti materi.

Sayangnya, kuliah dengan cara-cara seperti ini banyak memiliki kelemahan. Kami yang menonton lewat Discord tidak bisa bertanya langsung atau mendapat tambahan nilai dari dosen, padahal keaktifan sangat dihargai di mata kuliah ini. 

Sementara itu, di sore hari aku seharusnya punya mata kuliah Sistem Digital, tapi dosennya tidak hadir sama sekali. Akhirnya, aku dan teman-teman hanya bisa belajar mandiri.

Hari Rabu

Hari ketiga cukup berbeda. Aku hanya punya satu mata kuliah, yaitu Matematika Diskrit, dan kali ini dosennya sangat disiplin.  Beliau datang tepat waktu, menjalankan kelas sesuai jadwal, dan menerapkan aturan yang ketat. 

Mahasiswa yang terlambat 30 menit tidak boleh absen, meski masih bisa ikut materi. Sebaliknya, kalau dosen yang terlambat lebih dari 30 menit, mahasiswa berhak pulang dengan absensi penuh.

Pengalaman hari itu membuatku untuk pertama kalinya merasa kuliah benar-benar sesuai dengan KRS. Meski tegas, aku merasa aturan seperti ini cukup adil dan membuat kelas jadi lebih teratur.

Hari Kamis

Di hari keempat, aku ada mata kuliah Teknologi dan Transformasi Digital. Untungnya, dosennya hadir tepat waktu sesuai jadwal, dan kelas berlangsung offline seperti yang sudah ditentukan. 

Hari itu terasa lebih lancar karena kami para mahasiswa mulai belajar dari pengalaman sebelumnya. Setiap kali ada kelas, kami memastikan untuk konfirmasi ke dosen satu hari sebelumnya.

Untuk mata kuliah kedua, yaitu Kalkulus, ternyata jadwalnya diundur ke hari Jumat. Namun, karena sudah ada informasi jauh-jauh hari, aku tidak lagi kaget seperti sebelumnya.

Hari Jumat

Hari terakhir kuliah di minggu ini berjalan lebih baik. Seharusnya aku hanya ada satu mata kuliah, tapi karena kalkulus dipindah, jadinya ada dua.

Siang hari setelah shalat Jum'at, aku mengikuti mata kuliah Dasar-Dasar Pemrograman yang dibawakan langsung oleh Ketua Program Studi (Prodi) Informatika. Beliau membahas tentang KRS mahasiswa, sekaligus memberikan pengantar materi. Setelah itu, di sore harinya aku mengikuti mata kuliah Kalkulus sesuai perubahan jadwal.

Kesimpulannya, minggu pertama kuliah ini memberikan banyak pengalaman berharga bagiku. Ternyata dunia perkuliahan tidak sesederhana mengikuti jadwal yang sesuai diatas kertas. Kita harus siap dengan perubahan mendadak, entah itu kelas dipercepat, diundur, digabung, atau bahkan dibatalkan. Dari pengalaman ini, aku belajar bahwa mahasiswa harus aktif mencari informasi, menjalin komunikasi dengan teman-teman, dan tidak boleh pasif menunggu arahan. (Akbar)*

Cilegon, 30 Agustus 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun