Puisi
*Panca Rakhmad Pamungkas*
*Tempaan Sang Maestro*
: *Mengenang Martinus* *Dwianto Setyawan*
Tempaan jaman itu sangat kuat...
Ibarat keris dia dibuat dari batu meteor yang jatuh dari langit dicampur dengan logam mulia
Dan dibuat oleh resi yang berkualitas...
Setiap hari berjalan enam kilometer pulang pergi
Dengan melintasi pasar, Pecinan serta pusat perkantoran...
Belum lagi setiap langkah ada gesekan, argumen dan candaan teman...
Sang maestro cerita anak dan remaja ini dalam pengamatan ketika berjalan untuk berangkat dan pulang menuntut ilmu selalu ada yang baru,
karena selalu melintasi pasari nduk Kota Batu
Dinamis bukan statis
Dari keseringan mengamati manjadi daya imajinasi
Yang selalu ditorehkannya dalam karya-karyanya yang selalu ditunggu...
Mengamati pedagang, dagangan, tukang parkir, tukang angkut, pengemis, supir angkutan, kenek.
Sudah menjadi santapan tiap pagi dan siang.
Sebuah paradok ketika sore di timur rumah selalu mengamati pohon apel dengan segala ke eksotikannya...
Hamparan sawah dan kebun apel selalu dipandanya, untuk melepaskan kepenatan pikir.
Sawah kebun menempahnya menjadi orang yang suka akan kesederhanaan, cinta kasih, dan bersyukur atas karunia-Nya.
Dua alam ini yang membuat karya karya  beliau menjadi sangat detail, dan penuh kedalaman..
Sisir Kota Batu, 14 Agustus 2025