Uni Eropa menjadi donor utama, memberikan ratusan juta euro. Tetapi infrastruktur yang mereka bangun---jalan, sekolah, bahkan bandara---berulang kali dihancurkan akibat konflik.
Palestina berisiko menjadi "negara donor-driven": ia ada secara simbolik, tetapi hidup sepenuhnya dari bantuan luar negeri. Itu bukan kemandirian, melainkan ketergantungan.
-000-
6. Syarat-Syarat Tambahan yang Membebani
Beberapa negara Eropa bahkan menambahkan syarat: pengakuan negara Palestina dikaitkan dengan pembebasan sandera Israel, atau larangan Hamas ikut memerintah.
Dengan kata lain, kemerdekaan Palestina bukan hanya soal peta, tetapi juga soal kompromi politik---siapa yang sah mewakili rakyat, dan konsesi apa yang harus dibayar.
-000-
Palestina punya hak moral sebagai bangsa untuk merdeka. Tetapi hak moral itu belum cukup.
Untuk menjadikannya realitas, diperlukan kompromi dengan Israel-AS, kepemimpinan baru yang legitimate, rekonstruksi ekonomi masif, dan jawaban atas syarat legal yang kini belum terpenuhi.
Palestina adalah janin negara: nyata dalam semangat, tetapi rapuh dalam tubuh.
Meski tantangan begitu berat, sejarah menunjukkan: banyak negara lahir dari kondisi yang lebih buruk, tetapi akhirnya bangkit. Palestina pun bisa, asal memenuhi tiga prasyarat berikut.