Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kubu Prabowo Semakin Kacau Menjelang 22 Mei (7)

20 Mei 2019   04:00 Diperbarui: 20 Mei 2019   04:02 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kubu Prabowo sudah tidak solid lagi? 

Pertanyaan yang aneh, sebab sejak awal dibentuknya koalisi parpol pendukung Prabowo-Sandi pun tanda-tanda itu sudah terlihat setelah bukan AHY yang menjadi cawapres Prabowo, meski ditutupi dengan berbagai macam "sandiwara politik" yang berusaha meyakinkan publik bahwa semua masih berjalan baik-baik saja. 

Tapi cepat atau lambat bau busuk itu akan tercium juga, walau ada hasrat yang besar untuk menutupinya, dan menjelang 22 Mei yang merupakan hari penetapan hasil perolehan rekapitulasi suara KPU, semakin terlihat kekacauan di kubu Prabowo, karena sesama politikus yang tadinya saling mendukung, kini "cakar-cakaran" atau saling serang satu dan lainnya.

Enam artikel sebelumnya telah menyebutkan kekacauan di kubu Prabowo menjelang 22 Mei 2019. Kini terbetik berita yang menunjukkan kubu Prabowo semakin kacau saja. 

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf Amin atas kemenangannya, meski pengumuman resmi dari KPU baru dilakukan pada 22 Mei 2019 nanti.

"Selamat pada Pak Kiai dan Pak Jokowi, tentu nanti tunggu pengumuman resmi, tapi tanda-tanda sudah kelihatan," kata Zulkifli Hasan di sini.

PAN adalah salah satu parpol pendukung Prabowo-Sandi, tapi secara langsung atau tidak langsung ucapan selamat Zulkifli Hasan tadi mematahkan "jurus politik omdo (omong doang)" berupa klaim kemenangan kubu 02 yang selama ini dikoar-koarkan, sekaligus bentuk pengakuan tidak ada kecurangan yang terstruktur dan masif pada Pilpres 2019.

Kembali "jurus politik omdo" kubu Prabowo mengalami guncangan setelah Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean ngamuk lewat akun Twitter-nya, dan mengatakan tidak lagi mendukung Prabowo terhitung Minggu (19/5/2019). Alasannya, tak terima Ani Yudhoyono, istri SBY dibully oleh "nitizen setan gundul".  

"Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI," ujar politikus Partai Demokrat tadi.

Entah bentuk kekacauan apa lagi yang akan terjadi di kubu Prabowo menjelang 22 Mei 2019, tapi rakyat dari Sabang hingga Merauke sudah cukup diberikan bukti yang menunjukkan "jurus politik omdo" yang ada selama ini cepat atau lambat tidak akan menuai hasil seperti yang diharapkan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun