Mohon tunggu...
Afnizar Hasan
Afnizar Hasan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Saya seorang hamba Allah yang senang membaca juga menulis pengalaman-pengalaman yang mungkin bermanfaat untuk diri saya dan juga untuk para sahabat yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Masih Ada Kesempatan untuk Dimaafkan dan Bertobat"

7 Oktober 2013   08:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:53 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat ini Negara tercinta sangat dikejutkan oleh sesuatu yang sangat merusak martabat bangsa dan juga merugikan masyarakat serta juga menghilangkan harga diri dari manusia itu sendiri. Kita mungkin sangat heran bila seseorang telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan sangat merusak dirinya sendiri juga keluargaserta tanah airnyatidak bisa mengeluarkan sepatah kata maaf dan menyesali perbuatannya .

Didalam Al-qur’anAllah telah berfirman ,

“Katakanlah : Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya..? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini , sedangkan merekamenyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (Firman Allah didalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat-103 -104).

Seperti itulah saat ini para pemimpin bangsa kita mereka seolah-olah sudah sangat berbuatkebaikan pada masyarakat tapi ternyata semua itu hanyalah suatu perbuatan yang sia-sia bagi dirinya sendiri dan juga sangat merugikan orang lain.

Saat inilah bagi para pemimpin yang telah merasa melakukan kesalahan baik secara terang-terangan atau yang masih dalam proses berbuat kesalahan cepat-cepatlahbertobat dan menghentikan segala perbuatan yang tidak baik karena cepat atau lambat seberapa pandainya menyembunyikan kesalahan akan terbuka juga, karena tidak ada sebab tanpa akibat. Perhatikan lah saat disumpah , apa yang diucapkan, dengan bersumpah atas nama Allah, bukankah pertanggungan sangat berat selain bertanggung jawab terhadap Sang pencipta juga kepada amanah yang telah diserahkan pada masyarakat untuk menjadisebagai pemegang amanat yang harus dijalankan dengan baik.

Pergunakanlah hati nurani, fahami agama yang dianut jangan hanya mengejar kehidupan duniawi yang cuma hanya sekejap , kedipan mata akhirnya musnah tanpa ada yang tersisa, buka kembali kitab suci. Berapa banyak Allah Swt, telah memberi peringatan didalam Al-Qur’an untuk menggunakan segala panca indra yang yang ada didalam tubuh manusia, seperti firmannya didalam Al-Qur’an :

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusiamereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidakdipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al’A’raaf ayat 179).

Bila sudah terlanjur melakukan kesalahan pintu taubat masih terbuka, Allah Swt  masih mau menerima taubat orang yang mau menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya, dengan syarat tertentu seperti dibawah ini :

Adapun syarat diterimanya taubat, maka Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi -hafizhahullah- menyebutkan ada delapan, yaitu:


  1. Taubatnya harus ikhlas, hanya mengharapkan dengannya wajah Allah. Taubatnya bukan karena riya, bukan pula karena sum’ah (keinginan untuk didengar) dan bukan pula karena dunia.
  2. Berlepas diri dari maksiat tersebut.
  3. Menyesali dosa yang telah dia kerjakan tersebut.
  4. Bertekad untuk tidak mengulangi maksiat tersebut.
  5. mengembalikan apa yang kita zhalimi kepada pemiliknya,kalau kezhalimannya berupa darah atau harta atau kehormatan.( Maksudnya kalau kita menzhalimi seseorang pada darahnya, harta atau kehormatannya, maka kita wajib untuk meminta maaf kepadanya dan meminta kehalalan darinya atas kezhaliman kita)
  6. Bertaubat sebelum roh sampai ke tenggorokan (sakratul maut).
  7. Siksaan belum turun menimpa dirinya.
  8. Matahari belum terbit dari sebelah barat.

Semoga dengan penyesalan yang sungguh-sungguh dan taubat yang seikhlasnya segala kesalahan akan terhapus karena Allah sangat sayang pada hambanya selama dia masih mau bertobat pintu maaf masih terbuka dan bila nanti nafas sudah sampai kerongkongan maka tobat pun akan ditolak.

Allah berfirman didalam Al-Qur’an : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Al Imran : 135 – 136).

Hanya kepadasang Maha Pencipta juga kita pasrahkan nasib bangsa tercinta, semoga para pemimpin bangsa menjadi sadar bahwa setiap insan yangada di bumi ini hanyalah seorang hamba dimata Allah Swt, yang akan di minta pertanggung jawaban atas segala apa yang dilakukan selama hidupnya.

Yogyakarta, 7/10/2013.

"Afnizar Hasan”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun