Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Indonesia Masih Menangis

12 Juni 2012   02:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:05 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12995178211385218397

[caption id="attachment_93038" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi pribadi"][/caption]

Bagaimana aku tidak menangis
Aku melihat yang mencuri bukan lagi karena tidak mampu
Mencuri sudah menjadi bagian dari kesenangan
Yang sudah cukup tapi terus merasa tidak berkecukupan
Yang kekurangan semakin kehilangan kesempatan..
-
Belum ada tanda-tanda perubahan
Sekali pun musibah dan bencana terus didatangkan
Tidaklah dianggap sebagai peringatan
Menguras kekayaan alam dan merusaknya
Juga bagian dari kesenangan
Dijadikan kesempatan untuk menumpuk kekayaan
-
Alam berteriak tidak lagi didengarkan
Murkanya alam sudah dianggap biasa
Tidak lagi dianggap Murkanya pemilik jagat raya
Yang senang terus asyik dengan kesenangannya
Dan yang sengsara pun tidak bisa berbuat apa-apa
Aku pun sudah kehabisan Airmata...
-

Yang lebih membuat aku masih menangis Hutangku jauh melampaui kemampuanku untuk membayarnya Membayar cicilan bunganya pun aku tak mampu Sementara pemimpinku mabuk dengan kemewahan Sebagian Negeri ini sudah tergadaikan.. Aku negeri para pemimpi...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun