Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kalau Ini Terjadi, Sandiaga Uno "Menang Banyak"

18 Oktober 2019   14:16 Diperbarui: 18 Oktober 2019   14:36 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruntunglah Sandiaga Uno, setelah berjibaku dan kalah di Pilpres, Partai Gerindra tidak ingin tenggelam begitu saja. Dengan segala perhitungan dan kalkulasi politik yang matang, akhirnya Prabowo dan Gerbong partainya berlabuh di Koalisi Pemerintah.

Bergabungnya Gerindra dengan Pemerintah, jelas berdampak juga pada Sandiaga, yang baru saja mengikrarkan diri kembali ke Partai Gerindra. Ini sebuah momentum penting yang tidak akan disia-siakan Sandi.

Safari politik yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto belakangan, adalah upaya untuk meyakini apakah Gerindra bisa diterima Partai koalisi pendukung Pemerintah.

Disamping ini juga menjajaki apakah ada peluang bagi Gerindra untuk bisa mendapatkan jatah kursi Menteri. Meskipun secara prinsip, Gerindra bergabung dengan pemerintah dengan membawa konsep.

Namun konsep tersebut tidak berarti hanya sebatas gagasan, dalam implementasinya juga dibutuhkan untuk menempatkan pelaksana gagasannya dari Partai Gerindra. Inilah yang sedang terus dilobi Prabowo.

Prabowo sendiri secara terang-terangan melalui juru bicaranya pernah mengatakan, menolak jika diberi posisi sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Prabowo merasa lebih Pas jika ditempatkan sebagai Menteri Pertahanan.

Jelas permintaan Prabowo tersebut perlu dipertimbangkan Jokowi dan Partai koalisi pendukungnya. Dan Jokowi menawarkan tiga posisi Menteri bagi Gerindra, yakni Menteri Pertanian, BUMN atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menjelma menjadi Kementerian Investasi.

Pada posisi inilah dianggap ada peluang Sandiaga Uno untuk masuk dalam jajaran Menteri Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Itu kalau seandainya Gerindra mendapatkan lebih dari satu kursi Menteri.

Disamping itu, kalau seandainya Prabowo pun masuk dalam Kabinet Jokowi, apakah itu diposisi Menhan atau Menko Polhukam, maka kemungkinan besar Prabowo akan melakukan regenerasi kepemimpinan Partai.

Bisa jadi Sandiaga akan mempunyai peluang besar untuk menggantikan posisi Prabowo. Semua tergantung peta politik 2024, kalau seandainya Prabowo memposisikan diri sebagai 'King Makers', dan tidak mengikuti lagi kontestasi Pilpres 2024.

Gerindra artinya Akan mengusung Sandiaga Uno sebagai Capers, bukanlah Anies Baswedan. Apalagi berkoalisi dengan PDI Perjuangan, yang akan menempatkan Prananda Prabowo sebagai Cawapresnya, tentunya dukungan terhadap Gerindra akan lebih kuat lagi.

Kalau skenario seperti ini yang terjadi, maka 'sekali mendayung dua jabatan direngkuh Sandi'. Sebaliknya bisa saja Sandi tetap konsisten dengan sikapnya yang menolak jadi Menteri Jokowi, seperti yang pernah disampaikannya kepada media.

Penolakan Sandi tersebut diduga lebih kepada belum adanya komunikasi secara intensif dengan Prabowo terkait soal itu, juga belum mendengar sendiri tawaran tersebut dari mulut Prabowo atau Jokowi.

Pengamat Politik Hendri Satrio mengungkapkan harusnya sosok Sandiaga Uno ini yang paling cocok menjadi Ketua Umum Partai Gerindra.

"Sandiaga balik ke Gerindra harusnya jadi Ketua Umum, fasenya ada di sana. Saya yakin Pak Prabowo memikirkan regenerasi. Regenerasi yang tepat adalah Sandiaga Uno," terang Hendri dalam pesannya.

Sementara direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi menilai Sandi layak masuk dalam Kabinet. Fithra menyebut Sandi sebagai sosok yang tepat mengisi kursi Menteri BUMN.

Sandi sendiri menanggapi berbagai spekulasi tersebut dengan santai, dia menganggap jabatan Menteri itu adalah wewenang dan hak Prerogatif Presiden, artinya kalau Presiden menunjuknya sebagai Menteri, kemungkinan besar dia tidak akan menolak, karena bukan cuma sekedar isu dan spekulasi media.

"Jadi, kalau itu (pembentukan kabinet) kan (hak) prerogatif presiden. Prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah menolak jika ditunjuk jadi menteri.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun