Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pewaris Dungu

13 April 2019   12:31 Diperbarui: 13 April 2019   13:01 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku lipat akal sehat dan aku letakkan dalam rak kebencian, tersusun rapi dalam kemarahan, aku serasa waras mewarisi kedunguan, bahkan aku kehabisan kosa kata hanya untuk menuliskan sebait syair.

Dalam benak hanya satu kata dungu yang kuingat, yang kuwarisi dari pakar dungu, yang seringkali bermasturbasi kata-kata, yang sering mengarahkan telunjuknya untuk menyebut orang lain dungu.

Aku serasa Ikut dungu, mungkin karma dari seringnya aku mengatakan kata yang kering dan menyakitkan itu. Aku baru ingat kalau apa yang aku katakan, kalau tidak diterima orang lain, maka kata itu akan menghujam diriku sendiri.

Padahal aku ingin mewarisi kata-kata terpuji, agar aku tidak kehabisan diksi untuk menulis sebait puisi. Betapa malu penjadi pewaris kedunguan, Karena aku menjadi begitu congkak dibalik kedunguanku.

Jalan sunyi, 130412019
Ajinatha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun