Yang antara lain, Anies Baswedan akan berakhir pada 16 Oktober 2022. Anies memimpin DKI Jakarta sejak dilantik Presiden Joko Widodo pada 2017. Begitu juga dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berakhir 2023 dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berakhir 2023. Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo masih lumayan karena berakhir di 2023.
Pilpres 2024 memang masih jauh, tapi setidaknya untuk menuju ke arena kontestasi tersebut semua bekal yang terkait dengan elektoralnya jauh-jauh hari sudah harus dipersiapkan.Â
Tingkat keterpilihan itu sangat dipengaruhi oleh kredibiltas dan populeritas. Sementara faktor penunjang semua itu adalah prestasi selama mengemban sebuah jabatan.
Rekam jejak dari jabatan sebelumnya sangat mempengaruhi elektoral, karena pemilih yang sudah melek politik tidak lagi terbius oleh populeritas dan euforia politik identitas.Â
Sudah terbukti untuk level Pilpres politik identitas tidaklah ampuh mendongkrak elektabilitas, itu sudah dialami oleh Prabowo selama dua kali Pilpres (2014 -- 2019). Mungkin untuk level Pilkada politik identitas masih punya pengaruh.
Prabowo yang sudah ditinggal sebagian pendukung yang mengusung politik identitas, sampai saat ini masih mampu bertengger di rangking tiga besar hasil survei elektabilitas Capres. Itu artinya sebagian besar loyalis Prabowo masih bertahan terhadap pilihannya.
Ini sebuah modal yang kuat bagi Prabowo. Siapa yang akan dipasangkan menjadi wakilnya akan sangat mempengaruhi kemenangan Prabowo. Tentunya siapa yang akan mendampingi Prabowo adalah seseorang yang memiliki pendukung dan disukai banyak orang. Salah memilih pendamping, maka harapan Prabowo untuk memenangi Pilpres akan kembali terkubur.
