Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menjadi Pendukung Tidak Harus Membeo

4 Februari 2020   09:26 Diperbarui: 4 Februari 2020   09:36 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Flipboard.com

Kadang memberikan dukungan kepada seorang pemimpin, tidak melulu dengan support yang bersifat pujian, memberikan kritik secara konstruktif juga harus dilakukan. Memang dengan kritik yang diberikan, bagi orang lain bisa menganggap sebagai kekecewaan terhadap pilihan.

Padahal sebuah kritik yang konstruktif, jauh lebih baik dari sekedar pujian yang menjerumuskan. Menjadi pendukung seorang pemimpin, tidak harus membuat kita membeo, dan menganggap semua apa yang dilakukannya baik.

Kembalikan saja dasar pijakan kita saat memilih, apa yang mendasari kita memilih, apakah cuma berdasarkan seiman, atau karena melihat kelebihan yang dimilikinya, misalnya kejujuran, ketegasan, dan juga kepemimpinannya.

Ada kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai pemilih, yakni mengawasi kinerjanya selama lima tahun kepemimpinannya. Apakah benar pemimpin yang kita pilih tersebut amanah terhadap tanggung jawab yang diberikan.

Kalau pun kita mengkritiknya, itu tidak berarti mengkritiknya secara personal, tapi lebih kepada kinerja dan kebijakan yang diterapkannya. Dan tentunya, kritik tersebut bukanlah atas dasar kebencian, tapi lebih dalam bentuk koreksi.

Saya pendukung dan pemilih Jokowi, mulai sejak Pilgub DKI sampai dua kali Pilpres 2014 dan 2019. Pada saat beliau jadi Gubernur, tidak sekalipun saya mengkritisi kinerjanya, begitu juga pada masa jabatan periode pertama menjadi Presiden.

Kalau pun ada satu dua artikel yang saya tulis, siafatnya lebih kepada mengingatkan. Soal apa yang disampaikan diterima atau tidak, itu bukan persoalan, bagi saya yang penting sebagai pendukung saya sudah ikut memberikan koreksi.

Pada kepemimpinan Jokowi di periode kedua, saya agak kerap mengkritiknya, dan itu bukan berarti saya kecewa atas pilihan saya, karena itu saya lakukan sebagai sebuah kewajiban sebagai pendukung, saya bukanlah pendukung yang suka membeo, yang cuma sebagai pemuja.

Pada masa pemerintahan SBY juga begitu, pada periode pertama, saya mendukung penuh semua kinerjanya, karena memang banyak perubahan yang diberikan, namun pada periode kedua, sepanjang lima tahun kekuasaannya, hampir setiap hari saya menulis artikel yang mengkritisi kinerja dan kebijakannya.

Apakah saya pembenci SBY? Ya tentu tidak, kecewa mungkin iya, karena memang banyak hal yang tidak sesuai harapan. Ditambah lagi dominasi partai dan perilaku kader partainya yang terlalu atraktif dalam hal korupsi. Sehingga banyak menteri kabinet dan kader partainya terjerat kasus korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun