Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Raja Jadi Wayang, Sang Patih Jadi Dalang

11 Maret 2020   01:55 Diperbarui: 11 Maret 2020   02:03 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maha patih membisikkan buah pikirnya kepada Maha Raja

Menggiring ingatan Raja pada tragedi pilu hari ke 30 di bulan ke 9 yang lalu

Yang mengembalikan  7 Ksatria pada Tuhannya secara paksa

Bisik-bisik Maha Patih Melahirkan Titah Pandita Raja yang gelap mata

Melalui kiasan-kiasan kata terselubung agar keadilan ditinggikan

Ego Maha Patih dimenangkan

Para pesakitan dalam masa tertawan harus mendapat keputusan

Skenario-skenario dijejalkan ke mulut-mulut para samgat

Diwajibkan mengejawantahkan ketetapan

Menakdirkan kematian selayaknya Tuhan

Sampai tiada asa untuk bisa berontak dan meronta

Baik dengan kata maupun tenaga

13 pesakitan duduk membeku mendengarkan takdirnya

13 tali tergantung memanggil-manggil mereka

13 harapan harus berakhir tanpa bela

"Mati, mati, matilah kita!!!" ucap salah satunya sambil terkencing di celana

Sang Maha Patih berbinar bangga menjadi dalang

duduk mengayun kaki menelan liur kepuasan

Dahaga akan tahta sudah reda di tenggorokan

Sang Maha Raja sukses memainkan peran sebagai wayang

Tiada sadar dirinya jua kelak mendapat giliran

--------------Supersemar--------------

*Samgat = Sang Pamegat = hakim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun