Ia melihatnya lagi malam ini,
dalam balutan maroon
yang menelan sisa cahaya lampu,
membiarkan wajahnya
bercahaya dengan cara yang tak wajar---
seperti bulan yang terlalu dekat
namun tak bisa dijangkau.
Mata itu,
ah, mata itu---
menyimpan jarak
yang tak bisa diukur dengan langkah,
hanya dengan debar di dada
yang semakin berisik
setiap kali tatapan mereka
hampir bersentuhan.
Ada yang ingin ia katakan,
tetapi tak pernah menemukan pintu.
Setiap kata terasa sia-sia
jika harus menjatuhkan dirinya
di hadapan seseorang
yang mungkin hanya akan menganggapnya
sebagai angin lewat.
Dan maroon itu---
warna yang menjeratnya
antara ingin melupakan
atau ingin lebih tenggelam.
Karena setiap kali ia melihatnya,
ada rindu yang tumbuh
tanpa pernah menemukan rumah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI