Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bisakah Ekonomi Islam Menjadi Solusi Krisis Dunia?

24 Desember 2018   21:20 Diperbarui: 24 Desember 2018   22:38 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Speaker               : Dr. Muhammad Syafi’i Antonio

Re-written by    : Aisyah Supernova

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wa barakatuh.

Apa itu Ekonomi Islam?

Banyak di antara kita suka salah paham kalau disebut Ekonomi Islam dalam otaknya pasti Bank Islam. Jikalau disebut Ekonomi Islam dalam otaknya hanya Asuransi Islam. Itu salah kuadrat. Salah dan salah.

Kenapa demikian?

Kalau kita lihat, dalam kehidupan ini ada dua sektor besar. Pertama ada sektor ril seperti manufaktur, kemudian perdagangan, eksport, import, dari mulai sandang, pangan.. ini adalah sektor ril. Kedua adalah sektor finance. Sektor keuangan yang membiayai sektor ril ini. Sektor keuangan tidak akan bisa jalan jikalau tidak ada sektor ril-nya. Karena ada beberapa puluh bank tapi gak ada pasarnya. Ada beberapa puluh bank tidak ada pengusahanya. Tidak mungkin jalan.

Demikian juga sebaliknya. Jikalau kita memiliki banyak pengusaha, banyak pasar tapi tidak ada pembiayaannya dia akan lamban atau akan mandeg. Maka dua ini harus ada dan saling membantu. Nah, ketika disebut Islamic Economics atau Islamic Economy harus dalam benak kita ini ada dua sektor. Ada sektor ril dan ada sektor moneter (finance/keuangan). Dengan demikian sangat mudah sekali saat disebut Ekonomi Islam ia akan masuk ke semua kegiatan produksi, kegiatan distribusi, kegiatan marketing, kegiatan konsumsi termasuk kegiatan pembiayaannya.

Jadi orang yang membuka kuliner itu bagian dari Ekonomi Islam. Orang yang jahit-menjahit, garmen, itu bagian dari Ekonomi Islam. Orang yang masuk dalam sektor batu bara itu bagian dari Ekonomi Islam. Orang yang membuka fashion, membuka production house itu bagian dari Ekonomi Islam. Orang yang masuk ke gadai, masuk ke asuransi, masuk ke pasar modal, masuk ke micro finance, masuk ke venture capital itu juga bagian dari Ekonomi Islam.

Jadi, yang harus kita syariahkan itu bukan hanya perbankan, bukan hanya keuangan, tapi juga sektor ril. Demikian juga halnya dengan pelaksanaan tender. Demikian juga halnya kalau kita mampu untuk memberikan nilai-nilai yang mulia kepada proses bagaimana APBN itu turun.

Karena subhanallah seperti (kata) Ibnu Khaldun ‘Ad-Dawlah hiya Ummu As-sukh’ ‘Negara itu adalah Ibunya Pasar’ . Jadi, bangsa ini tidak akan baik jika orangnya sholeh-sholeh secara individu tetapi birokrasinya kacau-balau. Bangsa ini tidak akan baik jikalau pribadi-pribadinya ada di masjid jikalau pengelolaan APBNnya, pengelolaan tendernya, jauh dari nilai-nilai yang diridhoi oleh Alloh SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun