Mohon tunggu...
Aisya KiranaP
Aisya KiranaP Mohon Tunggu... Mahasiswa

suka menjelajah alam, tertarik dengan isu global, tertarik dengan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Menangani Krisis Kesehatan Mental di Era Digital

25 Agustus 2025   20:01 Diperbarui: 25 Agustus 2025   20:00 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini era digital membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk akses informasi dan layanan kesehatan. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi juga memicu tantangan baru, salah satunya adalah meningkatnya krisis kesehatan mental. Media sosial, tekanan sosial, cyberbullying, serta paparan informasi berlebih dapat memengaruhi kondisi psikologis seseorang, terutama generasi muda. Dalam konteks ini, tenaga kesehatan memiliki peran penting untuk melakukan pencegahan, penanganan, dan edukasi terkait kesehatan mental.

Pertama, tenaga kesehatan berperan dalam pencegahan. Melalui edukasi dan promosi kesehatan, mereka dapat meningkatkan literasi digital serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mental. Misalnya, tenaga kesehatan bisa mengadakan kampanye online tentang manajemen stres, pentingnya istirahat, serta cara menggunakan media sosial secara sehat. Edukasi ini juga perlu menekankan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, sehingga masyarakat tidak ragu untuk mencari bantuan ketika mengalami masalah psikologis.

Kedua, tenaga kesehatan berperan dalam deteksi dini dan penanganan. Era digital menyediakan berbagai platform untuk konseling daring, konsultasi psikologis, dan telemedicine. Tenaga kesehatan dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menjangkau masyarakat yang sulit datang langsung ke fasilitas kesehatan. Dengan layanan daring, pasien bisa mendapatkan bantuan lebih cepat dan praktis. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat bekerja sama lintas profesi, misalnya antara dokter, psikolog, dan perawat, untuk memberikan pendekatan yang komprehensif bagi pasien dengan masalah mental.

Ketiga, tenaga kesehatan memiliki peran dalam memberikan dukungan sosial dan pemulihan. Banyak pasien dengan gangguan mental mengalami stigma dari lingkungan sekitar. Tenaga kesehatan dapat menjadi agen perubahan dengan mengedukasi keluarga dan masyarakat agar lebih peduli serta tidak memberikan label negatif kepada penderita. Dengan dukungan sosial yang kuat, pasien lebih mungkin pulih dan menjalani kehidupan dengan kualitas yang lebih baik.

Selain itu, di era digital, tenaga kesehatan juga dituntut untuk melek teknologi. Penguasaan teknologi informasi sangat penting agar mereka mampu memberikan layanan kesehatan mental secara efektif. Misalnya, menggunakan aplikasi kesehatan untuk monitoring kondisi pasien, memberikan edukasi melalui konten digital, atau memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi kesehatan. Hal ini tidak hanya memperluas jangkauan layanan, tetapi juga membuat tenaga kesehatan lebih dekat dengan masyarakat.

Terakhir, tenaga kesehatan harus menjunjung etika profesional dalam memberikan layanan di era digital. Perlindungan data pasien, kerahasiaan, serta penggunaan platform yang aman harus menjadi prioritas. Dengan demikian, masyarakat dapat merasa nyaman dan aman dalam menggunakan layanan kesehatan mental secara daring.

Kesimpulannya, krisis mental di era digital merupakan tantangan serius yang membutuhkan perhatian semua pihak. Tenaga kesehatan memiliki peran strategis dalam edukasi, pencegahan, deteksi dini, penanganan, hingga pemulihan pasien dengan masalah mental. Dengan pemanfaatan teknologi, kolaborasi lintas sektor, serta dukungan masyarakat, diharapkan krisis kesehatan mental di era digital dapat diatasi dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sari, D.S., 2025. Peran Tenaga Kesehatan dalam Menangani Krisis Mental di Era Digital. RS Jiwa Daerah, [online] 30 Juni. Available at: https://share.google/VLRPdzNNU56g7Zw4z [Accessed 20 August 2025].

Purnama, S. and Fitriani, R., 2022. Peran perawat komunitas dalam promosi kesehatan mental remaja. Jurnal Keperawatan Jiwa Indonesia, 10(2), pp.85–92.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun