Mohon tunggu...
aisahya nahira
aisahya nahira Mohon Tunggu... Mahasiswa

suka menulis,suka nonton film

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tusuk Bakso Bakar Ini Jadi Menu Wajib Pulang Kuliah

5 Juli 2025   13:33 Diperbarui: 5 Juli 2025   13:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso Bakar Maribun depan UMY &  Sumber (Dokumentasi Pribadi)

Bakso Bakar Maribun kini menjadi bagian dari rutinitas sore mahasiswa. Bagi sebagian orang, itu adalah jajanan ringan sebelum pulang ke kos. Bagi yang lain, itu bisa jadi tempat langganan setiap pekan. Dan bagi Bima, ini adalah hasil dari keputusan kecil yang ia ambil di tengah situasi sulit memulai usaha sendiri, belajar sambil jalan, dan bertahan sampai hari ini.

Usahanya mungkin tak besar, tapi keberadaan gerobak itu adalah cerita tentang ketekunan. Dengan pemanggang gas, tusuk-tusuk bakso, dan tangan yang tak pernah berhenti membolak-balik, Bima menjajakan rasa yang sederhana namun dicari. Ia tidak bicara banyak, tapi pekerjaannya berbicara sendiri.

Di tengah kesibukan kampus dan padatnya lalu lintas sore, aroma bakso bakar dari gerobak kecil itu menjadi penanda: sore sudah datang, waktunya jajan. Bukan di restoran besar, bukan di tempat ber-AC tapi cukup di pinggir jalan, dengan rasa yang pas dan harga yang ramah.

Gerobak itu mungkin kecil. Tapi bagi banyak mahasiswa, Bakso Bakar Maribun adalah bagian dari cerita kuliah yang tak tergantikan.

Gerobak kuning milik Bima biasa diparkir di pinggir jalan tak jauh dari gerbang kampus UMY, tepatnya di sisi yang sering dilalui mahasiswa yang hendak pulang. Lokasinya yang strategis membuat banyak mahasiswa menjadikannya tempat singgah sebelum kembali ke kos. Meski sederhana, lokasi ini menawarkan akses mudah tanpa harus masuk ke dalam area kampus lalu memarkir gerobaknya di tempat biasa ia berjualan.

Tak jarang, mahasiswa yang sedang menunggu teman atau sekadar ingin menikmati suasana sore, memilih berdiri di dekat gerobak itu. Sambil menikmati tusukan bakso hangat, mereka berbincang atau menatap lalu lintas yang lewat. Ada juga yang duduk di motor, menunggu pesanan dibungkus. Aktivitas kecil yang menjadikan gerobak Bima sebagai bagian dari rutinitas kampus. Dalam suasana seperti itu, keberadaan gerobak bukan sekadar tempat jajan, melainkan titik temu, tempat berbagi cerita, dan kadang, tempat melepas penat sejenak sebelum kembali ke aktivitas masing-masing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun