Mohon tunggu...
Airani Listia
Airani Listia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga dan Freelance Content Writer

Mantan pekerja yang sedang sibuk menjadi emak-emak masa kini. Hobi menyebarkan kebaikan dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bangkit atau Terbelenggu dalam Keterpurukan, Tentukan Pilihanmu!

4 Juni 2023   16:29 Diperbarui: 4 Juni 2023   17:18 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bangkit I sumber : pexels.com/Andrea Piacquadio

"Bagaimana ini? Rasanya sangat sakit, sesak napas."

Pernah beberapa kali saya merasakan hal tersebut, ketika saya mengalami kekecewaan atau mengalami hal yang sangat amat pahit dalam hidup. Hanya ada air mata yang terus mengalir, bahkan saya sampai lupa bagaimana harus tersenyum. Rasa sedih, kecewa, marah, dan takut, bercampur aduk dalam hati saya.

Namun, saya sadar, buat apa saya terus terpuruk dan menangis tanpa henti? Hanya membuat mata saya sembab dan menyebabkan mental down pada diri sendiri. Ya, walaupun untuk menyadarinya butuh waktu yang sangat lama.

Bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan? Coba cara ini, mungkin bisa membuatmu maju satu langkah untuk bangkit!

Tanyakan pada diri, manfaat terbelenggu dalam keterpurukan

ilustrasi terbelenggu dalam keterpurukan I sumber : pexels.com/MART PRODUCTION
ilustrasi terbelenggu dalam keterpurukan I sumber : pexels.com/MART PRODUCTION

Saya sangat paham, betapa kekecewaan itu bisa membuat diri bersedih berhari-hari. Menangis setiap hari, mengurung diri di kamar. Tanpa mampu melihat matahari yang terbit di luar sana.

Namun, apa gunanya sih terus terpuruk? Tanyakan pada diri sendiri, apakah ada manfaat jika kamu terus terbelenggu dalam keterpurukan?

Apakah ada manfaat kamu menangisi yang sudah terjadi? Padahal, peristiwa lalu tidak akan bisa terulang lagi. Yang ada hanya kesempatan untuk merubah diri agar tidak kembali kecewa kedua kali.

Memaafkan kesalahan diri sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun